Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Optimalisasi Isi Piringku dalam Pencegahan Stunting dan Mewujudkan Indonesia Sehat

28 September 2018   14:56 Diperbarui: 28 September 2018   15:04 3140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isi Piringku yang diajukan siswa SMK 1 Negeri Limboto. Sumber foto: liputan6.com

Malnutrisi jauh lebih parah daripada sekadar 'kesulitan memperoleh makanan'. Dengan tubuh yang sehat dan otak yang cerdas, kita bisa mengatasi seluruh kesulitan. Tetapi, bila mengalami malnutrisi, kita sulit untuk bertindak untuk mengatasi kesulitan dan menemukan solusi atas masalah yang kita hadapi. Stunting merupakan salah satu dampak dari malnutris tersebut.     

Selain itu, pada masa dipopulerkan slogan "4 Sehat 5 Sempurna", terjadi pengabaian makanan dalam keberagaman kearifan lokal di Indonesia. Salah satu dampak sogan ini; 'nasi' atau sumber karbohidrat dari beras; menjadi bahan makanan yang dipopulerkan. Tanaman padi sebagai penghasil beras menjadi tanaman penting yang disebarkan dalam budaya pertanian kolektif di Indonesia.

Akibatnya, daerah-daerah yang menggunakan bahan karbohodrat lain dalam budaya pangannya, mengalami kemunduran yang cukup signifikan. Misalnya, persebaran budaya tanaman padi mengakibatkan terjadinya pengurangan yang signifikan budaya tanaman sagu di Papua dan budaya tanaman jagung di Madura.              

Oleh sebab itu, kampanye "Isi Piringku" sebagai program resmi pemerintah, telah tepat secara linguistik dan komunikasi. Tidak terindikasi adanya kesan manipulasi dalam kampanye ini. Bahkan, kampanye ini dikukuhkan dengan partisipasi aktif perangkat penting negara; mulai dari Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Puan Maharani, Menteri Kesehatan, hingga perangkat negara di ranah daerah.

Makanan dalam Kearifan Lokal   

Secara historis, bangsa Indonesia adalah bangsa-bangsa yang perkasa dan cerdas. Tidak sedikit puncak peradaban di dunia yang mangakar dalam di Indonesia. Mulai dari peradaban yang dibangun Majapahit, Sriwijaya, Mataram, Kutai, Makassar, Pagaruyung, Gorontalo, Sambas, hingga Samudera Pasai. Bangsa Indonesia pun dikenal sebagai pelaut ulung, negarawan-negarawan agung, dan berjejer posisi penting dalam tatanan sistem politik budaya dunia.

Peradaban yang maju tersebut bisa disebut mustahil dibangun bangsa yang tidak tercukupi nutrisinya. Hal ini bisa kita telusuri dalam kearifann lokal yang menyangkut keberagaman makanan dalam kearifan lokal di Indonesia. Hal ini pula yang dibangkitkan kembali pemerintah NKRI melalui program "Isi Piringku".

Kampanye "Isi Piringku" bukan sekadar slogan semata, tetapi diwujudkan dengan kerja nyata dan membuka ruang yang sangat luas pada kebangkitan makanan warisan leluhur bangsa Indonesia.

Langkah ini merupakan sebuah langkah yang luar biasa dalam meneguhkan kembali identitas bangsa melalui makanan. Bahwa makanan bukan sekadar nutrisi yang memberi kita energi dan untuk kesehatan tubuh, tetapi juga mengandung filosofis dan ideologi yang mengukuhkan Nasionalisme. Hal ini bisa kita gali dalam kampanye "Isi Piringku" di Kota Jagung Gorontalo.   

Kunjungan Menkes ke Gorontalo. Sumber foto: liputan6.com
Kunjungan Menkes ke Gorontalo. Sumber foto: liputan6.com
Pada kunjungannya ke SMK Negeri 1 Limboto di Kabupaten Gorontalo, Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menyatakan bahwa nasi bisa diganti dengan jagung.

Nilai karbohidrat (jagung) sama dengan nasi (liputan6. Com, 17 Juli 2018). Dalam kesempatan ini pula, siswa SMK Negeri 1 Limboto mempraktikkan kampanye "Isi Piringku" berupa "konsep makanan sehat dengan gizi seimbang" dalam kearifan lokal Gorontalo. Selain menyajikan "makanan sehat dan gizi seimbang" yang populer di Indonesia, siswa juga menyajikan makanan bergizi dalam khazanah kearifan lokal Gorontalo, yaitu: binte biluhuta atau milu siram.                           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun