Mohon tunggu...
Sulasmi Kisman
Sulasmi Kisman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Ternate, Maluku Utara

http://sulasmikisman.blogspot.co.id/ email: sulasmi.kisman@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menjadi Orang Halmahera

18 Januari 2022   21:57 Diperbarui: 18 Januari 2022   22:26 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Orang Halmahera (sebuah Catatan dari Lapangan) Karya Faris Bobero [dokpri, 2022]

Terkesima dari Sampul

Dont judge a book by its cover atau 'Jangan melihat Buku dari Sampulnya' terkadang pun tak bisa di-iya-kan begitu saja. Sejak awal melihat sampulnya, saya sudah terkesima dengan buku Orang Halmahera ini. Terkesima dari sampulnya.

Empat orang anak yang terlihat tabah saat menaiki gerobak. Di atas gerobak ada karung yang mungkin berisi hasil panen berupa rempah ataupun padi ladang. Di belakang ada saloi, tas punggung tradisional yang terbuat dari anyaman rotan. Saloi satunya berisi perkakas dan yang satunya mungkin juga dipenuhi hasil kebun. Gambaran ini sarat kesederhanaan!

Jika lebih diperjelas gambar pada bagian sampul buku mungkin dapat terlihat jelas hijaunya bukit yang ada di hadapan sana. Pun warna dari sapi penarik gerobak. Tapi jika ditilik sepintas, sapi yang menarik gerobak adalah jenis sapi Peranakan Ongole. 

Sapi PO begitu sebutannya, adalah sapi lokal yang merupakan persilangan antara sapi Jawa dan sapi Ongole dari India. Atau bisa jadi adalah sapi Bali, yang juga merupakan sapi asli Indonesia. Masih samar. Tetapi selain menghasilkan daging, kedua jenis sapi ini juga dapat dijadikan sebagai ternak kerja seperti  kuda dan kerbau.

Cerita Orang Halmahera

Buku yang diterbitkan oleh Cendekia Press tahun 2021 ini merupakan sembilan cerita perjalanan Faris Bobero melintasi pelbagai daerah di Halmahera. Cerita pertama dimulai dari Menikmati Perjalanan ke Utara Halmahera selanjutnya pembaca diajak mendengar Cerita Penjaga Pulau Tulang dan Sumber  Pangan Orang Morotai.

Cerita berlanjut ke Bagan Terakhir Orang Bajo Sangkuang, Kehidupan Orang Taba di Pulau Gunung Api, Ketika Kopra Tergantikan Sawit. Dan tiga cerita terakhir tentang Ayah dan Ibu Orang Togutil Dodaga, Kehidupan Orang Tobelo di Hutan Halmahera dan Orang Tobelo, Benteng Terakhir Hutan Halmahera.

Beragam apresiasi datang bersama Orang Halmahera. Herman Oesman Pengajar dan Pembelajar Sosiologi menyebut cacatan ini sebagai risalah yang dituturkan secara ringan dan bernas tetapi sekaligus mampu "menyeret" perspektif besar tentang Halmahera dalam landskap eidetik.

Adapula Surya Saluang, Peneliti dan Penulis Buku Perampasan Ruang Hidup yang memberikan apresiasi pada catatan Lapangan Faris Bobero, "Faris bukan hanya menjadi pengamat "menara gading" tetapi adalah sesama penghuni rumah kepulauan ini". Faris mampu mendokumentasikan kisah hidup orang-orang biasa di sekitaran tubuh Halmahera secara proporsional dan segar.

Juga Rektor Universitas Khairun, Dr. M. Ridha Ajam yang turut mengapresiasi sembari mengajak teman, sahabat dan kolega sekalian untuk membaca buku Orang Halmahera. Buku ini syarat akan filosofi kehidupan, nilai budaya (cultural values) dan kearifan lokal (local wisdom). "Selamat dan sukses buat Adinda Faris Bobero," begitu tutupnya.

Pelajaran dari Catatan Perjalanan

Sungguh di awal cerita kak Faris sudah mampu mengajak saya sebagai pembaca plesiran ke pesisir teluk Kao menuju Tobelo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun