Mohon tunggu...
Sulaimah
Sulaimah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Kau Keras terhadap Wanita, tapi Sayangilah Wanita Setulus Hatinya

27 Maret 2019   23:06 Diperbarui: 28 Maret 2019   09:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Asaalamualaikum teman-temanku semua yang saya sayangi.... ketemu lagi nieh sama saya seorang gadis desa yang penuh kekurangan. Saya mohon kepada teman-teman semua untuk meluangkan sedikit waktunya untuk membaca coretan tulisan saya yang akan membahas tentang hubungan terapeutik dan empati dalam BK.

Nah mungkin kalian disini semua sudah tidak asing lagi dengan kata empati, TAPI mungkin tak banyak yang tau apasih hubungannya dengan teraupetik?....ok, di sini saya akan mengupas atau membahas sedikit tentang itu. 

Hubungan teraupetik disini adalah proses hubungan antara klien dan konselor yang mempunyai nilai-nilai penyembuhan seperti contohnya pihak konselormenasehati, memuji dan lain sebagainya sehingga pihak klien akan merasa dihargai, diterima, diarahkan dan dapat meredakan ketegangan serta dapatmengekpresikan perasaan dan fikiran, mengurangi beban psiklogi dan bahkan menghilangkan sama sekali.

Disini saya akan memberikan contoh rill yangterjadi di masyarakat, tak banyak orang yang meremehkan perempuan dan bahkan sering ada di berita-berita dan dilingkungan sekitar  tentang KTI (kekerasan terhadap istri) yang pastinya jika seorang perempuan mengalami hal itu pasti akan sedikit trauma apalagi kalau sampai babak belur luka di tubuhnya bayang seorang wanita yang selama ini merawat, menjaga dan memberikan kasih sayang terhadap suaminya malah dibalas dengan hal yang 100% berbanding terbalik yaitu di SIKSA.

Bahkan anaknya juga bersikap seperti ayahnya bayangkan jika seorang ibu menerima hal seperti itu padahal seorang wanita telah rela menjaga, merawat dan menjaganya dan bahkan di waktu hamil seorang wanita mengandung selama sembilan bulan dan membawa anaknya yang ada di dalam kandungannya kemana dia pergi, sebegitu capeknya seoarang wanita, TAPI pas dia sudah dewasa dia durhaka ke ibuknya dan bahkan pengen membunuh ibuknya. 

Dari cerita pasti si ibuk akan mengalami yang namanya trauma akabit kekerasan pahitnya hidup yang ia alami. Nah disini tugas dari konselor yaitu membantu seorang wanita itu tadi bangkit dari traumanya. 

Di sini konselor akan melakukan beberapa tahapan yang pertama yaitu melakukan tahapan komunikasi teraupatik terhadap klien semacam intropeksi diri untuk mendeteksi untuk mendeteksi dirinya sendiri, tahap kedua yaitu melakukan penggalian masalah yang dialami klien, tahap ketiga yaitu perkenalan atau orientasi antara klien dan konselor.

Perkenalan ini sangat penting agar mereka bisa nyambung saat konseling selanjutnya, pada tahap ini konselor harus memancing klien agar mau terbuka dengan cara si konselor harus bersikap terbukaan pada klien, nah tahap yang keempat yaitu melakukan asesmen untk menggali kebutuhan yang dibutuhkan oleh klien dalam kasus yang dialaminy. 

Dalam pertemuan ini konselor sangat dituntut wajib untuk menjadi penampung keluh kesah yang baik dalam mendengarkan semua yang diuttarakan oleh klien. Nah ditahap kelima yaitu tahap ini yakni tahap kerja yaitu berkaitan dengan tujuan konseling yang ingin dicapaimelalui rencana dan tindakan konseling yang akan lakukan. 

Nah yang selanjutnya adalah tahap terakhir kegitan konseling terhadap klien, pada tahap ini konselor menanyakan pada klien apakah kegiatan konseling yang dilakukan bisa mengurangi trauma dan kecemasan yang terjadi padanya. Tahap untuk mengakhir ini bersifat terminasi. Terminasi ini bisa saja gagal kalau si konselor melakukannya secara tiba-tiba tanpa alur yang mulus.

Nah dari ke enam tahapan tersebut kita dapat menegmabil kesimpulan apa hubungan empati dengan komunikasi teraupetik yakni kalau empati itu sendiri merupakan keadaan mental atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun