Mohon tunggu...
pungipung
pungipung Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Selebriti

.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Roti Srikaya Sabang 16

10 Oktober 2012   16:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:58 1516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1349887535880181886

[caption id="attachment_210792" align="aligncenter" width="644" caption="lgindonesiablog.com"][/caption]

Jalan Sabang yang berada di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat sudah lama terkenal sebagai pusat kuliner elit ibukota. Berlokasi di samping sentra bisnis Thamrin, pedestrian jalan sempit ini selalu dipadati para pekerja kerah putih. Tak heran jika para pengusaha kuliner sejak lama berlomba menyajikan sajian terbaik untuk kelas menengah ini.

Selain restoran dan warung makan, di jalan yang aslinya bernama Jl. KH Agus Salim ini, kita juga bisa menemukan beberapa kafe atau kedai kopi. Di perempatan Kebon Sirih Raya saja sudah terlihat dua kedai kopi merk lokal, Kopitiam Oey dan Sabang 16. Berhubung kali ini saya ingin mencicip roti Srikaya maka sengaja saya memilih mampir ke Sabang 16.

Nama Sabang 16 awalnya mencuat dari perbincangan di media sosial Twitter. Orang mengenal Sabang 16 karena pemiliknya adalah salah seorang anchor Kompas TV, Timothy Marbun. Dari mulut ke mulut, akhirnya kafe ini sukses menjadi tempat nongkrong baru di daerah Sabang.
Interior kafe ini cukup elegan dengan nuansa warna merah dihiasi dengan pajangan foto dan buku-buku antik. Musik santai yang mengalun pelan menemani pengunjung menyesap hidangannya. Sayangnya kafe ini tak begitu luas. Hanya tersedia tak lebih dari tujuh meja di dalam ruangan. Pengunjung pun tak bisa leluasa mengobrol, kencang sedikit saja pasti terdengar ke meja seberang.

Sesuai niat awal, saya memesan setangkup roti srikaya yang legendaris itu. Tahun lalu, kudapan spesial ini sempat diulas setengah halaman di edisi Kompas Minggu. Dampaknya positif. Para penikmat kuliner ternyata menyukainya (padahal awalnya saya berpikir rubrik ini hanya bagian dari kompensasi kepindahan Tim Marbun ke Kompas TV, hehe). Dan sejak itu, nama Sabang 16 kian identik dengan roti srikayanya.

Tak perlu menunggu lama, roti pesanan saya ternyata lekas diantar. Terhidang setangkup roti bakar dengan aroma nan membuncahkan selera. Roti berbentuk lubang kunci di meja saya ini memiliki ketebalan diatas kewajaran. Tampilannya masih konvensional dengan berkulit di tepian. Permukaan luarnya yang kering menandakan roti ini dibakar cukup lama.

Selai srikaya yang tertangkup di tengah lapis roti, berwarna kuning keemasan. Teksturnya cukup pekat dan tak terlalu padat. Saat mencicipnya, seketika selai melumer di lidah. Cita rasa susu begitu kuat mengecap di mulut. Sensasi ini memaksa lidah untuk menyerakkan roti yang telah mulai lumat ke seluruh ruang di rongga mulut. Nikmaaat.

Sebagai catatan, tidak sedikit orang masih salah mengira selai dalam roti srikaya berasal dari buah srikaya. Selai srikaya terdiri atas adonan utama gula dan kuning telur lalu ditambah beberapa varian pendukung lainnya. Sementara buah srikaya sendiri malahan jarang dijadikan makanan olahan. Kebetulan saja dua kata ini berhomonim.

Bagi pecinta kopi ataupun teh, menikmati roti srikaya dapat dilakukan beriringan dengan kedua minuman tersebut. Sesuai namanya, Sabang 16 Kopi dan Srikaya, kedai ini tentu juga menyediakan minuman hangat ataupun dingin, sesuai selera pengunjung. Harga yang dipasang juga tak begitu mahal. Roti srikaya spesial tadi hanya dihargai 16 ribu rupiah. untuk minuman juga tidak mahal-mahal amat, setidaknya jika dibandingkan dengan harga kopi di kedai-kedai berwaralaba internasional lainnya.

Selamat mencoba….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun