Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Meresensi Karya

12 Mei 2018   08:33 Diperbarui: 1 Agustus 2018   04:06 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pandaibesi.com

Resensi secara umum dipahami sebagai ulasan atau penilaian terhadap sebuah karya. Dalam hal ini karya tersebut bisa bermacam-macam, mungkin buku, mungkin film, mungkin karya seni atau mungkin pula sebuah produk teknologi. Penilaian itu harus berkaitan dengan kualitas dari karya yang sedang dicermati atau diresensi tersebut.

Satu hal yang harus diperhatikan oleh siapa pun yang akan meresensi sebuah karya yaitu bahwa penilaian itu harus dilakukan secara seimbang serta proporsional. Artinya, tidak boleh seorang peresensi itu hanya memberikan penilaian dan ulasan mengenai segala sesuatu yang positif saja. Namun, tidak tepat pula apabila resensi itu hanya dilakukan untuk mengorek kelemahan dan kekurangannya saja.

Kesalahan tersebut sering terjadi apabila peresensi masih kurang berpengalaman atau terlalu emosional. Harus diperhatikan bahwa sikap ilmiah anda terhadap terhadap sebuah karya akan mencerminkan pula siapa sesungguhnya diri anda. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam melakukan resensi terhadap sebuah karya. Tetapi bukan berarti bahwa dengan kehati-hatian tersebut anda lalu boleh melalaikan kualitas akademik dari sebuah karya.

Jadi, dimensi obyektifitas itu harus menjadi pertimbangan utama dalam sebuah karya resensi. Tatkala anda meresensi mohon dipertimbangkan hal-hal berikut ini: tingkat keahlian atau tingkat kepakaran penulis atau pengarangnya, pengalaman dan cakrawala pandang penulisnya, analisis di dalam penyajian materinya, analisis keteknisan penyajiannya, analisis kebahasaannya, ketajaman dan kekuatan topik serta pembahasannya, kekuatan ekspresinya dan kekuatan intelektualnya.

Tujuan utamanya adalah agar pembaca tertarik untuk membaca secara langsung buku yang sedang diresensi tersebut. Maka, tidak benar kalau sebuah resensi akhirnya justru mematikan minat pembaca untuk menjangkau bukunya secara langsung.

Dengan perkataan lain, sesungguhnya peresensi itu adalah jembatan yang akan menghubungkan sosok penulis atau pengarangnya dengan para pembacanya. Dengan melakukan resensi, seorang peresensi pun dapat menyampaikan masukan pembenahan kepada penulisnya sekaligus kepada penerbitnya, khususnya untuk perbaikan pada edisi-edisi berikutnya.

Pertimbangan

Di atas sudah disebutkan bahwa dalam meresensi, orang tidak boleh hanya menyampaikan kekurangan dari buku yang diresensinya. Sebaliknya, lebih dari semua itu, harus menunjukkan dimensi-dimensi positif dari buku yang diresensi tersebut. Diharapkan bahwa dengan membaca resensi tersebut para pembaca akan dapat menentukan secara tepat, apakah harus membaca buku tersebut lebih lanjut, atau justru menolak untuk mebaca dan memilikinya.

Secara khusus perlu ditegaskan bahwa pertimbangan-pertimbangan  yang harus dibuat oleh peresensi itu dapat mencakup keinginan pengarangnya, kepentingan pembacanya, dan materi atau esensi dari karya yang sedang diresensi tersebut. Tentu saja ketika menulis buku atau membuat karya tulis, keinginan dari si pengarang atau si penghasil karya tersebut tidak selalu dapat tertuang secara jelas di dalam karyanya itu. Dimensi-dimensi yang menyangkut idealisme, filosofi, paradigma, tidak selalu jelas kelihatan di dalam karya tersebut.

Terkait dengan semua itu, seorang peresensi harus mampu menggalinya secara tepat, menafsirkan serta menginterpretasinya secara benar, sehingga akhirnya dapat dibuat analisis yang komprehensif dari sosok penghasil karya tersebut. Kepentingan pembaca juga menjadi perhatian penting bagi seorang peresensi.

Melalui resensi yang dibuat secara baik, obyektif, tajam, dan mendalam, pembaca alkan terbantu dalam membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan karya itu. Pembaca akan mampu menentukan secara tepat apakah harus memiliki buku tersebut sesegera mungkin, atau mungkin malahan harus menundanya, atau bahkan sama sekali tidak perlu memilikinya karena pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dibuatnya setelah membaca resensi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun