Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menguasai Seni Mengelola Waktu: Cara Menghindari Pemborosan Waktu

16 Oktober 2024   10:29 Diperbarui: 16 Oktober 2024   11:08 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: UGA Extension

Waktu adalah mata uang kita yang paling berharga. Namun, seberapa sering kita mendapati diri kita berkata, "Waktu dalam sehari tidak cukup"? Kebanyakan orang merasa kewalahan dengan jadwal mereka, dengan terlalu banyak tugas dan tidak cukup waktu untuk menyelesaikannya. Namun, pertanyaan sebenarnya bukanlah apakah kita punya cukup waktu---melainkan bagaimana kita menggunakan waktu yang telah diberikan kepada kita.

Mari kita mulai dengan beberapa data yang menyadarkan: rata-rata, orang menghabiskan hampir tujuh jam sehari untuk online, sebagian besar di media sosial. Pikirkanlah sejenak. Di dunia di mana kita masing-masing memiliki 24 jam sehari yang sama, satu orang dapat menggunakan waktu tersebut untuk mengejar mimpi, ambisi, dan tujuan yang bermakna, sementara orang lain mungkin menggulir, streaming video, atau terlibat dalam aktivitas lain yang tidak memerlukan pikiran yang tidak menghasilkan apa-apa dalam jangka panjang.

Mengapa Kita Membuang-buang Waktu?

Jika waktu begitu berharga dan penggunaannya yang efektif menentukan kualitas hidup kita, mengapa banyak dari kita menyia-nyiakannya? Jawabannya terletak pada pertarungan antara kepuasan langsung dan kepuasan tertunda.

Aktivitas seperti menjelajah internet, menonton TV, atau bersenang-senang di malam hari bersama teman-teman menawarkan kesenangan langsung. Masing-masing aktivitas memberikan dorongan dopamin cepat---lonjakan kebahagiaan jangka pendek yang segera memudar, sering kali membuat kita menginginkan lebih. Siklus ini membuat kita mudah terjebak dalam berjam-jam menggulir layar tanpa berpikir atau menonton secara maraton, saat kita mengejar rasa kepuasan yang sulit dipahami itu.

Sebaliknya, kepuasan tertunda membutuhkan sesuatu yang jauh lebih sulit: kesabaran, disiplin, dan usaha. Ini melibatkan penundaan kesenangan sesaat demi bekerja menuju imbalan jangka panjang yang lebih signifikan. Menulis buku, menguasai keterampilan, atau membangun bisnis, misalnya, membutuhkan usaha dan pengorbanan yang konsisten. Tidak ada hasil langsung, tetapi imbalan di masa depan---naskah yang selesai, bakat baru, usaha yang sukses---bisa sangat memuaskan.

Memilih Kepuasan Jangka Panjang daripada Sensasi Jangka Pendek

Kemampuan untuk menunda kepuasan adalah salah satu keterampilan terpenting dalam memaksimalkan waktu Anda. Kegembiraan menjadi penulis yang diterbitkan, misalnya, tidak datang dari malam yang dihabiskan untuk minum-minum bersama teman-teman. Kegembiraan itu datang dari berjam-jam usaha yang terfokus dan sering kali tidak nyaman yang akhirnya mengarah pada pencapaian mimpi yang telah lama dipendam. Prinsip yang sama berlaku untuk setiap tujuan yang bermakna.

Untuk memanfaatkan waktu Anda sebaik-baiknya, Anda perlu mengesampingkan keinginan Anda untuk mendapatkan kepuasan langsung demi tindakan yang akan membuahkan hasil di masa mendatang. Namun, perubahan ini hanya dapat terjadi ketika keinginan Anda untuk berhasil lebih besar daripada daya tarik kesenangan sementara. Di sinilah tujuan yang jelas dan menginspirasi berperan. Tujuan Anda harus menarik Anda ke arah tujuan tersebut dengan sangat kuat sehingga mengurangi daya tarik aktivitas yang bersifat cepat seperti media sosial atau televisi.

Menyusun Rencana yang Hemat Waktu

Jadi, bagaimana Anda memastikan bahwa Anda menggunakan waktu Anda untuk bergerak maju menuju tujuan Anda alih-alih menyia-nyiakannya? Mulailah dengan menilai situasi Anda saat ini. Tanyakan kepada diri sendiri: apa satu tujuan yang akan membuat perbedaan terbesar dalam hidupku? Identifikasi tujuan ini, lalu buat daftar semua alasan mengapa mencapainya penting. Bagaimana tujuan itu akan mengubah hidup Anda? Bagaimana perasaan Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun