Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - bukan penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seorang yang sedang terus belajar menulis agar tulisannya layak dinikmati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cermin | Jangan Pernah Mengatakan Tidak Akan Pernah

19 Juli 2020   10:02 Diperbarui: 19 Juli 2020   10:38 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
painting by Simone Stawicki

Kisah ini untuk siapa pun yang berpikir bahwa romansa internet adalah lelucon.

Jangan pernah mengatakan tidak akan pernah. Dulu aku berpikir bahwa aku tidak akan pernah jatuh cinta, dan tidak ada yang akan jatuh cinta kepadaku.

Setelah bertahun-tahun penolakan dan upaya gagal bertemu perempuan, aku menyerah dan menerima nasibku sebagai bujangan seumur hidup. Aku seharusnya tahu bahwa cinta datang ketika kita tidak mengharapkannya.

Suatu hari, ketika mengunjungi media obrolan favoritku, aku melihat nama baru di media itu. Ternyata, dia hampir sebaya usiaku dan sangat manis. Kami banyak ngobrol tentang berbagai hal, dan menemukan bahwa kami sebenarnya cukup kompatibel. Pada awalnya, aku berpikir bahwa tidak mungkin seorang wanita yang sempurna seperti dia tidak terikat. Sangat mengejutkan aku, dan tentunya membahagiakan juga, dia lajang dan kami ternyata saling tertarik.

Kami telah menghabiskan waktu berjam-jam bersama secara online, dan tiga minggu yang indah bersama. Kami telah bersama selama hampir delapan bulan hingga sekarang dan itu telah menjadi delapan bulan terbesar dalam hidupku. Kemudian kami sudah membuat rencana jangka panjang, bahkan mendiskusikan pernikahan.

Tidak ada orang lain yang lebih membahagiakan, dia adalah orang yang paling manis, paling cerdas, paling baik, paling perhatian, penuh kasih, jenaka, dan rendah hati yang pernah aku temui, belum lagi fakta bahwa dia sangat cantik, luar dan dalam.

Terlepas dari kenyataan bahwa kami terpisah oleh jarak ratusan kilometer, aku merasa lebih dekat dengannya daripada yang pernah aku rasakan kepada siapa pun. Dengan bantuan takdir dan sedikit keyakinan, kami berhasil, dan kami sedang dalam perjalanan untuk hidup bahagia selamanya, sebuah dongeng menjadi kenyataan. Kami tahu akan sulit untuk terpisah begitu jauh, tetapi kami juga tahu bahwa jika kami tidak mencoba, kami akan menyesalinya selamanya.

Dia baru saja selesai kuliah, dan kami berencana untuk bertunangan segera setelah aku punya cukup uang. Sementara itu, kami berusaha keras untuk saling mengunjungi bergantian di saat memungkinkan. Meskipun dia tidak cukup dekat untuk memegang tanganku, dia tidak pernah gagal menyentuh hatiku. Aku mencintainya dengan setiap keberadaanku, dan aku tidak tahu apa yang mampu aku lakukan jika tanpa dia.

Maka, bagi siapa pun yang tidak percaya yang mengatakan bahwa hubungan online "tidak nyata" dan tidak bermanfaat, aku katakan bahwa itu bisa dan bermanfaat serta bermakna. Jika bukan karena internet, aku tidak akan pernah bertemu belahan jiwaku.

***
Solo, Minggu, 19 Juli 2020. 9:14 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun