Mohon tunggu...
Sukmasih
Sukmasih Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Resmi

Menulis berbagai hal dari sudut pandang kajian ilmu komunikasi. Belajar di Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perlukah Bertoleransi dengan Kelompok LGBTQ?

10 Januari 2021   20:34 Diperbarui: 17 Juli 2022   20:05 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak akan ada asap jika tak ada api. Seseorang memutuskan untuk menjadi bagian dari kelompok LGBTQ bukan tanpa alasan. Cobalah untuk memahami alasan mereka. Jangan-jangan kitalah yang menjadi alasan dibalik keputusan mereka. Beberapa publikasi ilmiah menuliskan bahwa begitu banyak hal yang dapat membuat seseorang memutuskan menjadi bagian dari kelompok LGBTQ.

Keluarga menjadi faktor utama dalam keputusan orang-orang yang berada dalam kelompok LGBTQ. Publikasi ilmiah dari Fatima Asyari dengan judul LGBT dan Hukum Positif di Indonesia menjelaskan bahwa pengalaman mendapat perilaku kasar dari ibu/ayah membuat si anak beranggapan semua pria/perempuan bersikap kasar, bengis dan panas bara memungkinkan si anak merasa benci pada orang itu.

Selain itu dalam publikasi tersebut dijelaskan bahwa kebiasaan pergaulan dan lingkungan menjadi faktor terbesar menyumbang kepada kekacauan seksual ini yang mana salah seorang anggota keluarga tidak menunjukkan kasih sayang dan sikap orang tua yang merasakan penjelasan tentang seks adalah suatu yang tabu. Keluarga yang terlalu mengekang anaknya. Bapak yang kurang menunjukkan kasih sayang kepada anaknya. Hubungan yang terlalu dekat dengan ibu sementara renggang dengan bapak. Kurang menerima pendidikan agama yang benar dari kecil.

  • Penutup

Inilah tulisan sederhana yang menggambarkan pemikiran penulis terkait bertoleransi dengan kelompok LGBTQ. Hemat penulis, bertoleransi dengan kelompok LGBTQ adalah wujud penerimaan kita terhadap mereka. 

Melalui penerimaan itu kita dapat kembali memberi pengertian tentang yang dianggap salah ataupun yang dianggap benar dalam tata aturan nilai, moral, agama dan etika masyarakat.

Tulisan ini tidak bermaksud untuk melukai budaya dan pemahaman masyarakat Indonesia yang berlatar belakang pada pemahaman fundamental. 

Karena pada dasarnya, tidak ada satupun nilai dari ayat-ayat Tuhan yang pantas untuk dipertanyakan. Namun, penulis tetap menekankan bahwa penolakan, diskriminasi, bahkan penghukuman terhadap kelompok LGBTQ bukanlah tindakan yang tepat untuk mengekspresikan pendapat kita.

Jika Anda menganggap kelompok LGBTQ sebagai orang 'sakit' maka sembuhkanlah. Jangan-jangan kitalah penyebab sakitnya mereka. Jika Anda menganggap kelompok LGBTQ sebagai orang-orang yang menyimpang maka cobalah perbaiki mereka. Jangan-jangan kitalah yang menjadi penyebab mereka menyimpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun