Mohon tunggu...
Sukmasih
Sukmasih Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Resmi

Menulis berbagai hal dari sudut pandang kajian ilmu komunikasi. Belajar di Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perlukah Bertoleransi dengan Kelompok LGBTQ?

10 Januari 2021   20:34 Diperbarui: 17 Juli 2022   20:05 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang toleransi, sebenarnya ini mencakup pembahasan yang luas. Kita mungkin mengenal istilah toleransi beragama, toleransi dalam menghargai perbedaan RAS, atau mungkin toleransi terhadap budaya yang berbeda. Tetapi pernahkah Anda berpikir untuk bertoleransi dengan kelompok masyarakat marginal?

Tunggu, ada begitu banyak konteks pembahasan kelompok masyarakat marginal. Namun secara general, kelompok masyarakat marginal dideskripsikan sebagai kelompok yang terpinggirkan atau bahkan terasingkan. 

Kelompok masyarakat ini jumlahnya sedikit dibandingkan kelompok masyarakat yang lain. Mereka bisa saja masyarakat dengan kemampuan ekonomi rendah (biasanya di negara kita diidentikkan dengan masyarakat miskin, perempuan miskin atau para penyandang disabilitas, sementara itu ada pula kelompok yang 'berbeda' seperti kelompok LGBTQ)

Kelompok masyarakat marginal ini sangat sulit untuk memengaruhi kebijakan, mereka bahkan terpinggirkan dan suara mereka seringkali menjadi sumbang. Mirisnya kelompok marginal tertentu (red: kelompok LGBTQ) mungkin saja sangat dihindari oleh masyarakat kita.

Dalam tulisan ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk menelaah lebih dalam mengenai toleransi terhadap kelompok masyarakat marginal khususnya untuk kelompok LGBTQ. Terlepas dari pro dan kontra tentang LGBTQ, penulis ingin memberikan gambaran tentang mengapa kita perlu bertoleransi dengan mereka.

  • Memaknai kata 'toleransi'

Kamus Cambridge menjelaskan makna toleransi sebagai Willingness to accept behavior and beliefs that are different from your own, although you might not agree with or approve of them. Atau kita dapat menerjemahkannya sebagai Kesediaan untuk menerima perilaku dan keyakinan yang berbeda dengan Anda, meskipun Anda mungkin tidak setuju atau tidak menyetujuinya.

Toleransi adalah konsep penting yang membantu orang untuk hidup bersama secara damai. Menjadi toleran berarti Anda menerima pendapat dan preferensi orang lain, bahkan ketika mereka hidup dengan cara yang tidak Anda setujui.

Jadi, inti dari toleransi adalah sikap menerima sesuatu yang berbeda dengan prinsip-prinsip yang kita miliki.

  • Penolakan terhadap Kelompok LGBTQ

Rasanya pembahasan ini adalah pembahasan klasik. Ya, mungkin sebagian dari Anda merasa bahwa konteks tulisan ini adalah hal yang tidak penting untuk dibahas. Ketika kita berbicara mengenai penolakan terhadap kelompok LGBTQ, maka sudah jelas bahwa di Indonesia tindakan ini bukan tanpa alasan dan dasar yang kuat. Alasan religi (keagamaan) menjadi landasan kuat. Ya, negara Indonesia memang bukan negara liberal. Namun bukan pula negara yang didasarkan pada satu agama.

Sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan penganut agama Islam, sebagian lainnya menganut agama lain seperti Kristen, Protestan, Hindu, Budha, atau kepercayaan lainnya. Namun, terlepas dari apapun agama yang di anut, hanya satu yang jelas, dalam ajaran mereka pastinya tidak dibenarkan untuk melakukan hubungan sesama jenis. Itu adalah ajaran mutlak dan tidak dapat diganggu gugat, termasuk penulis tidak dapat menggugat hal ini.

Tetapi, apakah kemudian kita perlu menolak kelompok LGBTQ dengan membabi buta?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun