Mohon tunggu...
Jiwanti
Jiwanti Mohon Tunggu... Lainnya - Sukmadewi

Mimpi adalah kehidupan esok.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari Peringatan untuk Sahabat

17 September 2021   19:44 Diperbarui: 17 September 2021   19:46 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Udara dingin dibawah pohon, diatas rumput-rumput sambil menatap kelangit, sungguh indahnya ciptaan Tuhan dipenuhi bintang dan cahaya bulan.

Dengan mengingat halusinasi masa lalu, pengkhianat seorang sahabat.

Diwaktu masih duduk di bangku SMP dengan seorang teman yang akrab, bahkan dengan panggilan sahabat. Selalu Jadi patner belajar baik dikelas, selalu berusaha yang terbaik didepan guru, dan selalu ingin diposisi yang tinggi, itulah batas persahabatan kami. Saat itu jugalah persahabatan ini terbongkar atas kecemburuan yang tidak diterima. 

Kebusukan hati seorang teman terlihat betapa tak inginnya dia langkahi walaupun itu teman akrabnya. Dan aku sadar selama ini dia hanya pura-pura baik, ramah, dan mendekati keluarga ku, karna dia ingin diposisi ku sejauh ini. Seorang musuh yang berusaha mendekati dengan menjadi teman akrab. 

Sungguh persahabatan yang sia-sia dengan mu jika dilogiskan. Singkat cerita SMP dihari perpisahan sekolah aku tidak menyangka kau minta maaf, dan bahkan aku ngak tau apa kau tulus apa ngak. Karna ketika kau minta maaf disitulah aku mulai mengerti selama ini kau hanya berteman dan bersahabat dengan ku dengan pura-pura. 

Disitu pula aku berharap disekolah lanjutan aku tak berjumpa dengan mu lagi. Ssss. Cerita usai dan mulia dengan cari teman baru di SMA. Kesan ceria SMA yang sangat menarik diceritakan dimasa tua.

Dibangku kuliah aku menemukan seorang teman yang akrab juga denganku, dan ini mengingatkan ku ketika dibangku SMP. Dan yang ku khawatir benar kalau cerita persahabatan ini persis dan bahkan lebih dari persahabatan yang Ku kenal dengannya. 

Dan aku ngak menyangka bahwa ini lebih menyakitkan dari sebelumnya. 

Pengkhianat seorang sahabat yang kudapat. Kau menganggap ku sahabat, saudara, bahkan keluarga diperantau. Ternyata dibalik ini semua kau hanya adalah musuh ku. Dan itu tak percayai sampai sekarang, kau rela dan melakukan itu pada seorang sahabatmu sendiri.

Dan hari ini tepat dibulan ini, aku merasa sedang menikmati hari pengkhianat seorang sahabat. Sudah sejauh ini aku hidup nyaman dengan menjauh dari mereka. Hingga aku memutuskan aku tidak mempunyai sahabat, namun punya teman banyak.

Untuk hidup ku saat ini. Aku ingin hidup dengan ketenangan dan kebahagiaan tanpa ada kekecewaan dan kesedihan.

Terimakasih!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun