Mohon tunggu...
Sukma Bella Sanjivani
Sukma Bella Sanjivani Mohon Tunggu... Lainnya - .

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Internet dalam Kampanye Politik

21 Maret 2019   15:05 Diperbarui: 21 Maret 2019   15:40 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Internet merupakan salah satu bagian dari Communication in the digital age, dimana kondisi ini adalah kondisi dimana komunikasi yang terjadi sudah dilakukan melalui media-media digital seperti televisi, radio dan internet. Munculnya komunikasi yang dilakukan melalui jejaring internet lebih sering disebut Manuel Castells dengan istilah mass self-communication.

Disebut mass self-communication karena komunikasi yang dilakukan memiliki jangkauan yang sangat luas atau global tapi disaat yang sama pula disebut self-communication karena komunikasi yang dilakukan diproduksi atau ditulis sendiri oleh pengirim serta pengirim juga dapat menentukan penerima dari pesan tersebut.

Terjadinya komunikasi yang dilakukan melalui jejaring internet merupakan salah satu akibat dari adanya inovasi dalam bidang teknologi. Internet sendiri sebenarnya sudah digunakan sejak 1969, namun menyebar dalam skala yang lebih besar 20 tahun setelahnya karena beberapa faktor: perubahan regulasi, bandwidth yang lebih besar, penyebaran komputer, program perangkat lunak yang mudah digunakan untuk mengunggah, mengakses dan berkomunikasi (Castells, 2001).

Sejak saat itulah pengguna internet di dunia terus mengalami peningkatan karena kebutuhan manusia untuk memperluas relasinya serta kebutuhan untuk memperluas bisnisnya. Bukan hanya itu setelah berjalannya waktu internet juga kemudian digunakan untuk keperluan-keperluan tentang entertainment, pelayanan publik, sebagai tempat berpolitik, serta penyebaran paham-paham agama.

Kebebasan dan kemudahan dalam mengakses internet inilah yang kemudian memberikan dorongan kepada suatu individu untuk memanfaatkannya sebagai pendukung jalannya kepentingannya sendiri misalnya kampanye politik yang dilakukan melalui sosial media.

Beberapa politikus memilih melakukan kampanye melalui sosial media karna terdapat beberapa keuntungan yang mereka dapat ketika melalukan kampanyenya melalui sosial media misalnya seperti kampanye yang sebelumnya dilakukan dengan mengumpulkan masa dan mendatangi desa-desa atau tempat-tempat tertentu kini dapat mereka lakukan dengan menggunakan media sosial hal ini dapat sedikit menekan pengeluaran mereka serta kampanye melalui media sosial dianggap sebagian orang sebagai kesempatan untuk merebut hati kaum pemuda, karna sekitar 49,52% pengguna internet yang ada di Indonesia memiliki kisaran umur 19-34 tahun.

Selain itu kampanye yang dilakukan melalui sosial media sangatlah fleksibel karna dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.

Namun, terkadang untuk menarik perhatian masyarakat, kampanye yang dilakukan seringkali bukan hanya dilakukan melalui akun politikus tersebut namun politikus tersebut biasanya juga membayar beberapa akun yang seakan-akan dibuat terlihat sebagai pendukung politikus tersebut.

Selain itu akun tersebut juga biasanya akan bertugas untuk mengeluarkan pernyataan-pernyataan atau hoax yang dapat menjatuhkan pihak lawan serta akun tersebut juga harus membela politikus yang telah membayarnya bila politikus tersebut mendapatkan serangan dari pihak oposisi. Banyaknya akun-akun palsu ini kemudian tidak jarang membuat tensi kampanye akan sedikit panas karena mereka akan terus saling menjatuhkan satu sama lain.

Pergeseran cara berkampanye ini sebenarnya memberikan dampak yang positif dan negatif dalam masyarakat sendiri. Kampanye yang dilakukan melalui media sosial membuat masyarakat nantinya akan lebih mengenal siapa saja calon pemimpin mereka serta masyarakat dapat lebih mengerti akan visi dan misi seorang calon pemimpin mereka tapi dilain sisi dampak negatif yang dibawa juga cukup banyak pula misalnya rentannya terjadi perpecahan karna terjadi banyak sekali penyebaran isu-isu atau berita palsu untuk saling menjatuhkan pihak lawan.

Sebagai generasi milenial kita harus dapat benar-benar menyaring berita yang masuk dan kita tidak boleh begitu saja percaya akan berita-berita yang kita baca karna pada kenyataannya sekarang banyak sekali media-media online maupun offline yang dikendalikan oleh beberapa kekuatan politik dibelakangnya sehingga berita-berita yang dihasilkan independensinya masih perlu dipertanyakan. Sehingga kita dituntut untuk benar-benar memperhatikan berita yang kita baca dan alangkah lebih baiknya untuk tidak membaca hanya dari satu sumber saja melainkan beberapa sumber. Mari menjadi pengguna internet yang cerdas dan tidak mudah termakan berita hoax :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun