Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari

1 Februari 2022   07:08 Diperbarui: 1 Februari 2022   07:26 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kumparan.com

Hadratussyaik KH Muhammad Hasyim Asy'ari.

oleh: Sukir Santoso

KH Muhammad Hasyim Asy'ari lahir pada hari Selasa Kliwon, 24 Dzulkaidah 1287 H, bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871  Masehi. Beliau lahir dari pasangan KH Asy'ari dengan Nyai Halimah di Tambakrejo Jombang Tawa Timur. Beliau merupakan campuran darah biru dan darah putih. 

Darah biru karena bila dirunut silsilahnya dari nasab ibu beliau masih keturunan Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya Kasultanan Pajang. Bila ditarik ke atas lagi, Jaka Tingkir adalah putra Ki Kebo Kenanga. Ki Kebo Kenanga adalah putra Pangeran Handayaningrat yang dikenal dengan sebutan Ki Ageng Pengging Sepuh. Pangeran Handayaningrat adalah putra Prabu Brawijaya ke VI di Majapahit.

 Darah putih karena menurut nasab dari ayah beliau akan bersambung ke ulama besar Maulana Ishak  hingga Imam Jafar Shadiq bin Muhammad Al Baqir.

Beliau mendapat gelar Hadratussyaik karena beliau dikukuhkan sebagai Maha Guru yang telah hafal Hadist 6 Riwayat atau Kutubus Sittah. Beliau juga bergelar Syaikul Masyayik yang dapat diartikan sebagai Gurunya para Guru.

Setelah pengembaraannya untuk menuntut ilmu pada ulama-ulama besar di Mekah, beliau mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang pada tahun 1899. Disamping menjadi tokoh yang mengembangkan Islam, beliau juga memiliki sumbangan yang sangat besar dalam perjuangan bangsa Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan hingga masa mempertahankan kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan, beliau merupakan tokoh ulama yang sangat anti penjajahan, dan selalu menanamkan dan membangun patriotisme pada santri-santrinya. Bahkan beliau pernah memfatwakan bahwa mengenakan celana panjang haram bagi santrinya karena itu merupakan perilaku orang kafir Belanda.

Pada peristiwa 10 November 1945 beliau mengeluarkan fatwa jihad yang menggerakkan semua kyai dan santri di Jawa timur untuk ikut berperang untuk mengusir tentara Inggris dan Belanda dari Surabaya. Dan pada tanggal 17 November 1964, oleh Presiden Sukarno, beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, dengan Keppres Nomor 294 Tahun 1964.

Beliau mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama sebagai media dakwah dan perjuangan pada 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344 H di Surabaya. Beliau pendiri sekaligus Rais Akbar. Dan seiring berjalannya waktu ini organisasi ini menjadi semakin besar dan semakin berperan dalam mengembangkan dakwah maupun membangun peradaban serta mempertahankan keutuhan NKRI yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

Selamat Hari Lahir NU ke 96 tanggal 31 Januari 2022! Mari kita rawat alam semesta dan kita bangun peradaban!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun