Sadar. Sadarlah!
Ia bukan boneka
Atau bahkan barang mainan
Yang dipermainkan dengan semenah-menah
Ia adalah wanita tua
Yang selalu mengasihi setiap orang
Dengan cinta tak berharap balas
Dengan ketulusan tak terhingga
Terkadang sejuta ruang dibiarkan terbuka pintunya
Agar banyak orang menjadi bagiannya
Jiwanya. Ruhnya. Kasih sayangnya
Itulah cinta
Jangan sekali-kali menggertak nenek
Sebelum air matanya berjatuhan
Membasahi tanah bertuan di belakang rumah
Berjejer dengan batu nisan kakek
Seolah-olah mengirimkan dia ke akhirat
Biarkan ia melakukan sesuai keinginannya
Menaburkan cinta dan kasih sayang yang tiada ujungnya
Sekali ia menangis
Dunia akan bergetar tanpa ampun
Rawat ia, seperti hujan membasahi tanah tandus
Peluklah ia, seperti ibu memeluk anaknya
Sedang api masih membara di hatinya
Dan air mata beradu nasib di tanah belakang
Rumah makan sate kambing
Bertiga satu hati
26/8/2020