Januari  2023, adalah bulan pertama setelah kami merayakan usia pernikahan kami yang sudah  ke 24 . Tepatnya 17 Desember 1998 kami menikah. So tanggal 17 Desember 2022  sebulan yang lalu usia pernikahan kami sudah genap 24 tahun.
Menikah dengan seorang wanita yang sebelumnya tanpa kenal sama sekali. Menikah tanpa pacaran. Kami memang dijodohkan oleh Allah SWT, melalui  jasa kakak  ipar saya. Kakak ipar saya adalh ustadz dari istri saya.
Masa mudaku dipenuhi rasa ketakutan, kekawatiran,  kurang bahagaia, ekonomi susah, masa depan suram dll. Pokoknya banyak ketakutan dan kekawatiran dalam menyambut masa depan. Alhamdulillah semua bayangan negatif di masa lalu, tidak ada di dunia  nyata dalam rumah tanggaku.
Sudah 24 tahun berlalu , kami dikaruniai 4 anak. Dikaruniai pekerjaan sebagai guru bahasa Inggris di SMAN 1 Girimarto. Dan kami dikaruniai kehidupan yang harmonis di rumah tangga  maupun  di luar kehidupan rumah tangga. Alhamdulillah ini semua kuyakini jelas bukan  kehebatan kami. Kami mendapat istri yang baik, mendapat  pekerjaan karena ikatan dinas alias tanpa melamar. Ini semua atas kuasa Allah SWT. Bukan atas kuasa kami.
Mungkin  pembaca ada yang bertanya kenapa kehidupan rumah tangga kami harmonis bahagia laksana di syurga?
Bukan bermaksud menggurui dan bukan bermaksud sok hebat untuk menyombongkan diri. Kami ingin berbagi tentang tindakan kami dalam  menjaga hubungan yang membahagiakan di antara  suami istri, dan tindakan apa yang harus dihindari.
Pertama. Kita harus  berkomitmen dan meyakini bahwa  dunia itu fana akherat itu pasti. So  motto rumah tangga kami : rasah mbentoyong mikir ndonya: Tidak usah terlalu berat memikirkan dunia yang fana.. Maka kesadaran beribadah kepada Allah SWT adalah utama. Kami menghindari rumah yang sepi tanpa  bacaan  Al Qur an dan dzikir.
Kedua,  kita harus menjaga komunikasi yang baik, kami berkomitmen sampai tua harus  tidur dalam satu ranjang. Sebelum tidur harus berkomunikasi, bercanda,  saling menasihati dll. Pokoknya kita harus menjaga hubungan  yang baik. Kita harus menghindari egoisme kita. Tidur sendiri-sendiri jangan!
Ketiga. Kita harus berlatih bijak dalam menghadapi permasalahan. Kita tidak  boleh "emosian" atau mudah marah.  Mudah marah jelas bukan tindakan bijak.
Keempat, kita harus memberikan perhatian, baik kebutuhan lahir maupun batin. Kita harus rtebutan untuk mengalah dari pada  menang-menangan.
Kelima . Kita perlu sesekali bergurau atau membuat lelucon untuk menciptakan menciptakan suasana  yang menyenangkan. Kiat harus menghindari suasana tegang dan panas. Kalau pas suasana panas . Kita perlu berhenti berbicara, bertindak, dan berhenti memutuskan sesuatu. Kondisi panas akan mengahsilkan perkataan, perbuatan yang kurang tepat.