Mohon tunggu...
Suka Ngeblog
Suka Ngeblog Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Blogger, writer, content creator, publisher. Penggemar Liga Inggris (dan timnas Inggris), penikmat sci-fi dan spionase, salah satu penghuni Rumah Kayu, punya 'alter ego' Alien Indo , salah satu penulis kisah intelejen Operasi Garuda Hitam, cersil Padepokan Rumah Kayu dan Bajra Superhero .Terkadang suka menulis di www.faryoroh.com dan http://www.writerpreneurindonesia.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PSSI vs KPSI dan Kebebasan Menulis...

9 November 2012   03:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:44 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_215473" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi (foto momcomm.com("][/caption]

PERSETERUAN PSSI vs KPSI juga merambah Kompasiana. Setiap hari pendukung kedua kubu saling adu argumentasi. Situasi makin semarak karena pihak yang mengaku netral mania juga ikut-ikutan memberi kritik.

Belakangan, teman-teman pendukung PSSI rupanya gerah juga, terutama karena tulisan para netral mania cenderung mengritik PSSI dan gak pernah mengritik KPSI. Beberapa teman lalu mengajurkan, baik melalui form komentar maupun tulisan, agar para netral mania ini juga ikut mengritik KPSI. Supaya adil, katanya.

Tentu, anjuran itu sangat wajar dan bisa dipahami. Namun ajuran semacam itu secara langsung memperlihatkan bahwa teman-teman pendukung PSSI tidak tau (atau melupakan) alasan utama kenapa seseorang memutuskan untuk ngeblog, atau menulis di dunia maya.

Ada banyak alasan kenapa seseorang memutuskan menulis di blog, baik yang pribadi maupun yang keroyokan seperti Kompasiana. Ada yang ingin belajar menulis, ada yang ingin berbagi, ada yang sekedar narsis, ada yang ingn memperluas jaringan dan masih banyak lagi.

Apapun alasannya, umumnya ada dua hal penting yang muncul. Yakni, seseorang cenderung menulis tema yang dia sukai. Atau, seseorang menulis tema yang dikuasainya.

Jadi, jika seseorang menyukai tema politik, dia akan cenderung menulis tema politik. Seseorang yang suka nonton film, akan cenderung menulis hal-hal terkait film. Seorang yang suka humor akan lebih enjoy berbagi senyum dengan menulis humor. dan seterusnya.

Makanya, di Kompasiana kita bisa mengenali Kompasianer 'spesialis' karena selalu membahas topik yang sama. Kita kenal bung Valentino dan Kimi Raiko yang merupakan pakarnya tulisan bertema teknologi. Kita tau bahwa mbak Yayat senang menulis seputar otomotif, terutama Moto GP. Kita tau bahwa Zugzwang suka menulis tentang catur. Kita tahu bahwa Engkong Ragile dan Arke suka menulis humor, baik yang murni humor maupun berbalut pesan sosial. Kita tahu bahwa Revangga Dewa Putra suka menulis topik tentang seks. Kita kenal banyak nama yang senang menulis puisi dan cerpen, dan seterusnya.

Ada juga yang menulis topik yang dikuasainya atau yang dilakoni. Misalnya Omjay yang kerap menulis tentang pendidikan (karena beliau seorang pendidik). Kita juga sering membaca tulisan tentang situasi di negara tetangga yang dilaporkan langsung oleh teman yang mengalami. Dan masih banyak lagi.

***

Karena seseorang cenderung menulis topik yang disenangi atau dikuasai, maka mustahil kita meminta yang bersangkutan untuk menulis topik yang tidak diminati. Mbak Yayat pasti akan kelimpungan jika diminta menulis tentang Catur. Bung Kimi mungkin bisa menulis tentang otomotif, terutama F1, namun yang bersangkutan mungkin akan kelimpungan jika diminta menulis tentang pendidikan. Dan begitu seterusnya. Walau bisa, namun sukar bagi seseorang untuk menulis sesuatu yang tidak disukai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun