Beberapa hari yang lalu ada pegawai desa yang memajang stiker di kaca jendela rumah bagian depan.stiker berwarna jingga dengan lambang pemkab Banyumas pada bagian atasnya berisi larangan keluar rumah pada hari Sabtu dan Minggu untuk penerima bantuan sosial reguler.
Banyaknya warga Banyumas yang terinfeksi virus covid 19 dengan tingkat kematian yang cukup tinggi menciptakan ketakutan dan phobia di kalangan pegawai pemerintah dan petugas kesehatan.
Penerapan PPKM darurat di wilayah Banyumas  mulai dari pelarangan hajatan, penutupan sejumlah ruas jalan sampai pelarangan warga keluar rumah pada akhir pekan.terkhusus untuk penerima bantuan bantuan sosial reguler seperti PKH ditambahkan dengan ancaman pencabutan status penerima bantuan.
Akhir-akhir ini memang banyak sekali beredar berita kematian warga di desa kami, dalam Minggu ini saja sudah lebih dari 10 orang yang meninggal dunia,tapi dari 10 orang warga yang meninggal dunia tersebut hanya 1 orang yang terindikasi covid 19 dan dimakamkan dengan protokol covid.
1 orang yang diduga kuat terindikasi covid 19 tersebut langsung dimakamkan tanpa menunggu dibawa ke rumah duka, tragisnya orang tersebut adalah penderita penyakit gagal ginjal yang sudah menjalani cuci darah seminggu dua kali selama berbulan-bulan, ironisnya justru ketika kematian datang justru covid 19 yang didakwa sebagai penyebab kematian.
Hal seperti itulah yang membuat warga yang mengalami sakit berat enggan untuk berobat ke rumah sakit karena khawatir justru akan tertular virus Corona dan justru berakhir dengan kematian.kekhawatiran seperti itu justru menjadi penyebab utama banyaknya kasus kematian akhir-akhir ini, ironis memang berupaya mencegah penyebaran virus Corona justru berakibat banyaknya kematian karena minimnya perawatan penderita penyakit berat.semoga menjadi bahan renungan untuk pemerintah dan tenaga kesehatan.