NGANJUK --Musim kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mengakibatkan 4 desa di 2 wilayah kecamatan mengalami krisis air bersih, lantaran, sumur warga mulai mengering. Untuk kebutuhan sehari-hari, warga hanya mengandalkan sumur di hutan yang berjarak 2 kilometer dan droping air dari bpbd setempat.
Krisis air bersih telah dirasakan sebanyak ribuan kepala keluarga di 4 desa di Kabupaten Nganjuk, Â masing-masing di Desa Gampeng, Desa Tempuran Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu dan Desa Ngepung, Kecamatan Lengkong. Akibat musim kemarau ini, sejumlah sumur milik warga mulai mengering.
Menurut Sutardji, warga Dusun Sedanggogor, Desa Ngepung, Kecamatan Lengkong ini, sejak bulan Mei lalu di wilayah ini tidak turun hujan, mengakibatkan matar air mengecil dan mati. Warga terpaksa mengabil air di sumur dekat hutan yang berjarak 2 kilometer dari perkampungan.
"Itu pun warga hanya mendapatkan 2 ember air bersih setelah menunggu dua jam," keluhnya.
Meski kualitas air tidak layak kosumsi, karena kandungan kapur tinggi, warga tetap mengambilnya untuk kebutuhan sehari-hari, Â seperti mencuci dan mandi. Krisis air bersih ini, benar-benar dirasakan warga sejak tiga bulan terakhir.
"Ya hanya mengharapkan dropping air dari BPBD kalau sumber sudah tidak keluar airnya," tegasnya.
Sementara itu, Â Kepala BPBD Kabupaten Nganjuk, Hendro Djoko Soedarsono mengatakan, sejak pertengahan Agustus lalu, BPBD telah melakukan dropping air bersih dua truk tangki perhari di 4 desa yang mengalami krisis air.
"Namun sejak tiga hari lalu dropping air sudah ditingkatkan menjadi 10 truk tangki per hari," terangnya.
Selain 4 desa yang mengalami krisis air bersih, masih terdapat 9 desa yang tersebar di Kecamatan Jatikalen, Gondang, Â Loceret dan Kecamatan Ngetos yang saat ini juga rawan terjadi krisis air bersih.