Ngopi yuk!! Itulah kata-kata yang  sering kita gunakan saat mata mulai ngantuk atau sekedar mau mencari tempat tongkrongan, ataupun sedang membuat janji temu dengan teman. Bahkan tidak sedikit deal-deal bisnis dilakukan di warung kopi atau kedai kopi atau Kopi tiam. Beda kota, beda penyebutannya. Apa penyebutan warung kopi di kota anda?
Saat ini di pasaran banyak menawarkan berbagai jenis bubuk kopi, baik yang original atau sudah kombinasi dengan berbagai rasa.
Setiap kota memiliki legenda kopi kebanggaan masing-masing, dan tidak sedikit yang sampai hari ini, proses pengolahan dari biji kopi sampai menjadi bubuk kopi tetap memakai cara- cara yang traditional, untuk menjaga supaya cita rasa kopi tetap terjaga.
Saya teringat, waktu masih tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat. Ada tetangga saya yang hobi mengolah biji kopi sendiri. Karena proses sangrai kopi pas di samping rumah saya, maka saya juga kebagian aroma wanginya saja (bubuk kopinya gak pernah singgah ke rumah). Dan yang tidak kalah menarik adalah ketika kopinya ada dicampurin jahe, wah aromanya makin semerbak.
Saya tidak tahu sejak kapan saya suka minum kopi, apakah sejak aroma kopi tetangga masuk ke rumah, tapi yang pasti sampai saat ini, setiap hari pasti minum kopi, terutama kopi hitam.
Beberapa saat yang lalu, teman saya mengajak saya ke Pabrik kopi nya yang ada di Kota Batam. Ini Penampakan wajah teman saya, yang berdiri di tengah baju merah. Yang bisa menebak nama teman saya, akan mendapat hadiah 5 biji kopi dari dia (teman saya mah begitu orangnya)
Nama Pabriknya  : 70 Fahrenheit Koffie Batam
Bagi yang belum tahu lokasinya, bisa langsung klik di sini : Lokasi 70 Fahrenheit Koffie Batam
Saat saya ke Pabrik Kopi 70 Fahrenheit Koffie Batam, ternyata saat itu pas ada dengan kedatangan turis-turis dari manca negara. Ada 2 bis pariwisata yang membawa para turis ke lokasi 70 Fahrenheit Koffie Batam ini.
Para Turis diberikan penjelasan sejarah kopi dan manfaatnya di 70 Fahrenheit Koffie Batam