Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kebutuhan Infrastruktur Transportasi Laut Mudik Lebaran

2 Juni 2019   13:39 Diperbarui: 7 Juni 2019   17:07 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KM. Laiwt armada kelahiran 1985, masih gagah melayani warga (ft. Pelni)

Salah satu kebutuhan mendasar pada mudik lebaran adalah masalah transportasi untuk melayani warga yang akan mudik ke kampung halaman. Mudik saat ini bukan monopoli orang Jawa namun sudah menjadi tradisi bangsa di seluruh nusantara.

Banyak orang Jawa yang tinggal di Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua sebagai pekerja perkebunan, proyek pembangunan jalan, jembatan hingga tukang kayu dan tukang batu, mereka pergi untuk membangun negeri. Mereka juga ingin mudik saat lebaran.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 16.056 pulau yang didaftarkan ke PBB pada 2017, negara ini perlu sistem transportasi laut dan udara yang terintegrasi antarmoda. Untuk mudik antar pulau ada dua pilihan, mengggunakan pesawat udara yang lebih cepat atau kapal laut yang lambat namun dapat membawa barang dalam jumlah besar.

Pesawat udara menjadi pilihan bagi orang yang punya uang namun tidak punya waktu. Sedangkan kapal laut menjadi pilihan bagi warga dengan uang tidak banyak, hanya saja mereka punya waktu, sehingga memilih kapal laut yang harus rela berhari-hari di atas lautan untuk bisa mudik ke kampung halaman.

Pengguna transportasi laut mayoritas golongan berpendapatan ekonomi kurang beruntung. Mereka mendapat pelayanan jauh berbeda dengan pelayanan di darat, terlebih dengan pengguna jalan tol setelah pemerintah berhasil membangun jalan tol Trans Jawa dan jalan tol Trans Sumatera.

Transportasi laut nasional yang dikelola perusahaan pelayaran nasional Pelni dan kapal-kapal swasta, armadanya sangat terbatas. Sehingga keterbatasan armada menjadikan tiket yang tersedia juga tidak banyak. Tiket kapal yang terbatas diperebutkan oleh ribuan calon penumpang, sehingga beberapa calon penumpang menangis karena tidak kebagian tiket kapal laut. Sedangkan bagi masyarakat yang dapat naik kapal sangat bersyukur bisa berlebaran di kampung halaman.

ft. Pelni
ft. Pelni
Dalam bepergian antarpulau transportasi paling ideal menggunakan pesawat terbang, waktunya cepat dan dalam tempo singkat penumpang bisa tiba di tujuan. Selain pesawat udara, negeri ini memilik transportasi laut yang dapat mengangkut penumpang dan barang. PT PELNI (Persero)-Pelni, sebuah BUMN yang didirikan negara pada 28 April 1952 diberi mandat sebagai operator transportasi laut multi port dengan trayek terjauh di dunia.

BUMN transportasi laut ini memiliki armada kapal penumpang dengan trayek jarak jauh yang dikenal dengan trayek nusantara sebanyak 26 unit dan mengoperasikan 46 trayek kapal perintis milik negara. Kapal-kapal Pelni berlayar jauh dari Belawan ke Jakarta dengan singgah di Tanjung Balai-Belawan dan Batam.

Ada pula kapal dari Tanjung Priok-Bangkabelitung-Tanjung Pinang-Tarempa-Natuna-Midai-Serasan-Pontianak-Surabaya. Semarang-Kumai/Sampit. Kumai/Sampit-Surabaya, Batulicin-Surabaya dan Balikpapan-Surabaya untuk menghubungkan port di Sumatera-Jawa-Kalimantan dan Kepulauan Riau Port. Kemudian ada pula rute Tanjung Priok-Surabaya-Makasar-Baubau-Ambon-Sorong-Biak hingga ke Jayapura, Papua serta rute NTB dan NTT.

Pada masa angkutan lebaran, kapal-kapal Pelni menjadi andalan masyarakat untuk pulang kampung. Terlebih ketika harga tiket pesawat mahal bagi kebanyakan orang, mereka akan memilih kapal Pelni yang tarifnya tidak naik meskipun jumlah permintaanya sangat tingggi.

Pelni bukan perusahaan komersil yang dapat mengambil untung besar saat lebaran permintaanya  tinggi dan menjual tiket mahal. Pelni menjalani tugas negara melayani rakyatnya ke seluruh pelosok nusantara dengan dana PSO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun