Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mari (Lebih) Manfaatkan Jalan Tol untuk Kendaraan Umum

15 April 2019   21:57 Diperbarui: 16 April 2019   14:13 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan jalan tol (ft. JasaMarga)

Pemerintahan Jokowi-JK baru saja menyelesaikan jalan tol Trans Jawa. Dari Merak di Banten hingga Banyuwangi di Jawa Timur, akan tersambung jalan tol. Saat ini jalan tol sudah sampai Pasuruan, tidak lama lagi akan tersambung hingga ke Banyuwangi.

Penikmat jalan tol memang lebih banyak kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum. Maklum jalan tol merupakan jalan berbayar atas jasa bebas hambatan bagi pemakainya. Di jalan tol tidak ada lampu merah apa lagi sepeda motor lalu lalang yang sewaktu-waktu bisa memotong kendaraan umum. Karena keunggulan itu, untuk melewati jalan tol harus membayar.

Saya bukan pemilik kendaraan pribadi, sehingga untuk mencoba jalan tol tidak dengan kendaraan pribadi, tapi dengan kendaraan umum, bus antar kota menjadi pilihan dalam menggunakan jalan tol ketika bepergian dari satu kota ke kota lain di Jawa.Saya pemerjalan aktif bus antar kota dari Bobotasri, Purbalingga ke Jakarta, sebulan antara 4 hingga 6 kali.

Sejak dibangun jalan tol Trans Jawa, keinginan naik bus tambah menggelora. Karenanya saya telah mencoba naik bus dari Surabaya ke Purwokerto. Lalu dari Purbalingga ke Semarang dan terakhir dari Semarang ke Bobotsari melalui jalur Pantura antara Semarang-Pemalang dan Pemalang-Bobotsari.

Pengalaman naik bus di Jawa bertambah dengan petualangan naik Bus di jalur Pantura akhir minggu lalu. Dengan naik bus saya bisa mencicipi jalan tol dari Mangkang ke Batang dengan kendaraan umum. Petualangan naik bus di jalur Pantura saya lakukan pada  Sabtu, 13 April 2019 setelah mengikuti acara peringatan HUT Kementerian BUMN ke-21 di Kota Semarang. Saya kembali naik bus di jalur Pantura.

Dari sekian daftar bus yang saya cari di internet, Bus Coyo menjadi pilihan saya untuk menambah jam berkendara dengan angkutan umum. Bus Coyo merupakan bus legendaris di jalur Pantura bagi warga Cirebon, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang dan Semarang ini sudah berjasa mengantar warga di jalur Pantura sebelum angkutan KA dan jalan tol tumbuh pesat. Kini penumpang bus Coyo telah tergerogoti berbagai moda dan bus hidup enggan mati tak mau.

Bus Coyo di Jalur Pantura (ft. Otobus)
Bus Coyo di Jalur Pantura (ft. Otobus)
Bus berwarna biru ini berangkat tepat pada pukul 11.30, pas matahari menyengat dari pos pemberangkatan di jalur Pantura. Bus ber-AC ini menggunakan armada yang sudah berusia cukup tua, namun bukan melayani kelas ekonomi. Tarif Semarang-Pemalang cuma Rp50.000. cukup meringankan kantong bagi para penggunanya.

Berangkat dari Semarang, kondektur mulai menggerutu, mengeluhkan sepinya penumpang. Namun sang sopir dapat menenangkan kondektur dengan menyerahkan kepada sang kholik, Tuhan yang Maha Kuasa. "Rezeki sudah ada yang mengatur. Sabar saja," kata Sang sopir kepada kondektur bus.

Karena penumpangnya yang sangat minim dan didalam bus hanya terisi 9 orang, bus mencoba beberapa kali berhenti, maksudnya untuk menjaring penumpang yang akan bepergian antar kota dalam provinsi (AKDP) maupun antar kota antar provinsi (AKAP) antara Semarang di Jawa Tengah dan Cirebon di Jawa Barat.

Setelah naik dari pool bus Coyo, beberapa saat kemudian bus tiba di Terminal Bus Mangkang, Semarang. Terminalnya sepi. Pedagang mengeluh pula daganganya tak laku dan masih banyak, meskipun sudah jam 13.00 siang di Terminal bus Mangkang.

Terminal Bus Mangkang yang dibangun dengan uang rakyat ini mulai ditinggalkan warganya sejak tumbuh angkutan online. Rumput pun meninggi menghiasi perkantoran yang dikelola Dishub/Kemenhub ini dan terlihat tidak berpenghuni ini. Sebagian kantor yang tidak ditempati mungkin yang mendorong rumput meninggi mengesankan tak terawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun