Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Bus Maju Makmur yang Rela Berkorban untuk Kemakmuran Rakyat

10 April 2019   06:17 Diperbarui: 11 April 2019   12:00 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Bus Maju Makmur. (bus-pariwisata.id)

Bus yang dominan warna coklat merah ini melaju kencang menyusuri jalan non tol sejak dari Surabaya. Bus hanya masuk jalan tol namun hanya sedikit saja. 

Andaikan bus-bus ini memiliki pelanggan cukup, perjalanan via tol Surabaya-Solo, mungkin akan lebih cepat. Kondisi pasar di luar tol mendorong PO mengambil jalur non tol sejak berangkat Surabaya hingga tiba di Purwoketo.  

Meskipun bus eksekutif, perjalanan bus Sugeng Rahayu tetap mengambil penumpang jarak pendek di perjalanan, sehingga dari Surabaya-Solo penumpangnya penuh. Namun mereka turun semua di Solo. Penumpang yang langsung Surabaya-Purwokerto hanya saya dan 5 penumpang lain. Tiba sebelum maghrib di Terminal Tirtonadi, Solo, bus baru berangkat kembali 20 menit sebelum isya. 

Hampi 1 jam 30 menit di terminal Tirtonadi untuk menjaring pelanggan. Maklum pasar menjadikan PO mengatur sedemikian rupa agar bus terisi penumpang. Dalam waktu 1 jam penumpang banyak berdatangan, mereka kebanyakan penumpang dari Solo-Jogja yang tidak kebagian tiket kereta Prameks beralih ke bus. 

Dari Jogja bus ini ke Magelang, Secang lalu ke Wonosobo-Purbalingga dan mengakhiri perjalanan di Terminal Bus Bulu Pitu, Purwokerto. Saya turun di Purbalingga. Menjelang terminal saya turun dan berganti taksi. Waktu perjalanan Surabaya-Purbalingga ditempuh 13 jam. 

Sehari kemudian saya naik bus lagi ke Semarang. Saya liat jadwal bus Purwokerto-Semarang ada bus Maju Makmur. Bus berpelat nomor AA (Magelang) ini dilayani bus ekonomi. 

Begitu naik. Bau kurang sedap menghampiri hidung. Hanya 5 menit kemudian bau macam-macam itu bersahabat setelah saya bersin dua kali. Bau tak sedap sudah terasa biasa. Sebagai petualangan bus, perjalanan dengan bus ekonomi saya nikmati. 

Bus Maju Makmur seperti mati tak mau, namun hidup pun enggan. Bus berkapasitas 60 orang ini hanya terisi sekitar 20 orang sejak saya naik dari Terminal Bus Purbalingga. Maju Makmur melaju kencang. Meskipun banyak bunyi berisik, mesin bus ini terlihat handal. Hanya saja remnya seperti kampasnya sudah tipis. Maju Makmur menggunakan armada sepuh. Namun sopir dan krunya percaya diri agar bus ini terus melaju. Beberapa mobil pribadi disalip dan dalam dua jam sudah tiba di Wonosobo. 

Saya tengok penumpangnya makin berkurang karena jam perjalanya tidak ideal bagi masyarakat untuk bepergian. hingga berangkat Wonosobo penumpang tujuan Semarang tersisa 2 orang. Melihat kondisi penumpang, kernet bus dengan nada dan wajah iba mendekati saya dan menyampaikan bus tidak bisa lanjut ke Semarang, penumpanya hanya 2 orang. Bila lanjut ke Semarang tentu mereka nombok solar dan risiko. Sebagai penggemar bus saya maklum dan menerima. 

Kami turun di Secang, menunggu bus Budiman dari Tasik-Purworejo-Semarang. Stelah 1 jam menunggu bus Budiman tiba. Busnya nyaman dan dalam beberapa jam sudah tiba di Semarang. Sementara setelah menurunkan kami berdua di Secang bus Maju Makmur ke Magelang masuk garasi. Sebelum turun kondektur menghitung uang setoran, jatah kondektur, sopir, kernet dan juga kondektur.

setoran bus segede itu hanya Rp 300.000, kondektur dan sopir dibagi Rp125.000,- dan untuk beli fet Rp45.000,- seharian sejak dini hari hingga malam bus hanya dapat menghasilkan uang tak sebanding dengan kerja keras dan risiko sang sopir. meski demikian mereka tetap bekkerja. mereka terkungkung hanya dapat bekerja dan cari makan di posisi itu. Mereka melayani masyarakat sekaligus mendapatkan rezeki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun