Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jalan Tol Trans Jawa, Trans Sumatera, Tol Laut dan Tol Udara Samakah?

17 Desember 2018   22:04 Diperbarui: 17 Desember 2018   22:34 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Tol Laut Lognus 1 milik PT PELNI (dok. Pelni)

Presiden Jokowi menjadi satu-satunya kepala negara yang menyelesaikan pembangun jalan tol Tran Jawa, akan membangun dan menyelesaikan jalan tol  Trans Sumatera yang dibangun  secara masif dan cepat.

Selain membangun jalan tol di darat, Jokowi pula yang mencetuskan ide tol laut dan tol udara. Lalu apa kesamaan, perbedaan dan fungsi masing-masing jalan tol, tol laut dan tol udara?

Jalan Tol  merupakan infrastruktur jalan bebas hambatan khusus untuk pengguna kendaraan roda empat atau lebih. Di jalan tol tidak ada hambatan lampu merah, kecuali di gerbang tol untuk mengambil atau menempelkan kartu e-tol tanda memasuki jalan tol serta lampu merah dipintu keluar jalan tol untuk melakukan pembayaran.

Selain itu, di jalan tol juga tidak ada kendaraan lain  yang bakal menggangu lalu lintas sesama kendaraan seperti di jalan raya. Karena itu di banyak negara membangun  jalan tol menjadi salah satu solusi mempercepat lalu lintas dan distribusi orang maupun barang.

Karena kelebihan bebas hambatan, sehingga kendaraan dapat lebih cepat, lebih hemat untuk dalam melintas, maka menggunakan jalan tol harus berbayar. Jalan tol umumnya dibangun bukan dengan anggaran APBN, namun menggunakan dan investor dan sebagain dana PMN yang diberikan kepada BUMN konstruksi pelaksana pembangunan jalan tol.

Jalan tol trans Jawa (dok. Jasa Marga)
Jalan tol trans Jawa (dok. Jasa Marga)
Kemudian pada masa kampanye calon presiden, Jokowi menyampaikan program tol laut. Tol laut sangat berbeda dengan jalan tol. Kalau jalan darat, jalan tol atau jalannya  yang dipergunakan untuk kelancaran dan memacu kecepatan kendaraan, sedangkan  tol laut bukan membangun infrastruktur di atas laut.

Tol laut  adalah pelayaran kapal reguler berjadwal tetap ada atau tidak ada muatan kapal tetap berangkat dari daerah produsen ke daerah konsumen, utamanya daerah tertinggal, terpencil, terdepan dan perbatasan (T3P).

Daerah T3P merupakan pulau-pulau terpencil yang jauh dari pusat keramaian, pusat kota dan penduduknya tidak terlalu banyak. Saudara-saudara kita yang tinggal di daerah T3P, juga memerlukan bahan pokok, kebutuhan sandang dan papan yang bahan-bahanya tidak dihasilkan di daerahnya. Karena itu pemerintah menjalankan kapal tol laut.

Perjalanan pelayaran kapal tol laut dilayani oleh operator baik BUMN maupun swasta. Dalam operasinya, kapal tol laut disubsidi pemerintah. Pengangkut atau pengirim barang dengan kapal tol laut akan mendapatkan tarif yang murah dibanding pengiriman barang di daerah komesial.  Sedangkan bagi operator pemberian subsidi dihitung berapa biaya pemasukan ari pengangkut dan seliih kurangnya dibiayai pemerintah.

Pemberian subsidi kepada operator dimaksudkan agar pengguna kapal membayar tarif subsidi dan barang yang diangkut dapat dijual dengan harga setara Jawa. Pasalnya sebelum ada kapal tol laut, harga-harga di daerah T3P sangat tinggi. Selain mahal, waktu itu barangnya juga langka. Dengan kapal tol laut stok barang tercukupi dan disparitas harga dapat ditekan.

Selain  jalan tol di darat dan tol laut, masih ada lagi istilah Tol, yaitu tol udara. Tol udara juga digagas pemerintahan Jokowi. Tol udara ada kaitanya dengan tol laut. Tol udara yang sudah dioperasikan diantaranya di daerah Papua dan Papua Barat.

Tol Udara di Papua (Dok. Kemenhub)
Tol Udara di Papua (Dok. Kemenhub)
Tol udara dijalankan untuk menurunkan harga di daerah Wamena. Seperti kita tahu, akses jalan ke Wamena dan kabupaten-kabupaten di sekitarnya jalan raya belum terbangun. Sedangkan dari daerah pegununngan ada jiwa yang harus dipenuhi kebutuhan pokok dan barang penting. Satu-atunya cara dengan pesawat udara.

Tol udara juga merupakan pengiriman barang dengan tarif subsidi, hanya moda yang digunakan dengan pesawa udara. Pesawat udara dari Bandara Timika, Papua Barat menuju Wamena dan beberapa kabupaten di sekitarnya menggunakan pesawat ukuran kecil.

Meskipun berukan tidak besar, pesawat udara digunakan untuk mengangkut orang dan barang berupa  semen, bensin hingga kebutuhan pokok untuk memasok daerah terpencil. Untuk memperlancar distribusi dan menekan dispartias harga pemerintah mensubsidi bagi operator pengangkut dengan biaya lebih murah, sehingga diharapkan harga di daerah tujuan tol udara tidak terlalu mahal.

Kembali ke jalan tol, saat ini pemerintah telah menyelesaikan jalan tol Trans Jawa. Pemerintah terus melanjutkan membangun jalan tol Trans Sumatera. Diawali dari Bakahuni di Lampung, jalan tol Trans Sumatera terus dipersambungkan dari daerah yang satu ke daerah lain.

Kalau jalan tol Trans Jawa menghubungkan  Merak, Banten di ujung barat  ke Surabaya, Jawa Timur dan kemungkinan akan berlanjut ke Banyuwangi, jalan tol Trans Sumatera juga akan disambukan dari Bakahuni di Lampung hingga Banda Aceh yang sudah diground breking ruas Si-Banceh beberpa waktu yang lalu.

Maka tak bisa dielakkan Jokowi merupakan bapak pembangunan jalan tol. Bapak tol laut dan bapak tol udara. Sejak merdeka belum pernah ada presiden dengan sebutan bapak jalan tol. Semoga pembangunan jalan tol, tol laut dan tol udara bermanfaat bagi negeri. Pengorbanan pembabatan hutan,  sawah untuk jalan tol semoga memberikan kebaikan untuk negeri. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun