Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hotel Alexis, Dari Bisnis Haram Menjadi "Restoranama"

29 Maret 2018   07:13 Diperbarui: 29 Maret 2018   18:49 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: megapolitan.kompas.com

Awal kepimpinan Gubernur DKI Jakarta langsung diuji.  Masalalah  PKL Tanahabang dan perpanjangan ijin Hotel Alexis. Kedua permasalahan ini menjebak Anies Baswedan sebagai Gubernur dan Sandiaga Uno sebagai wakil gubernur. Kebijakan memfasilitasi PKL di  Jalan raya Jatibaru, depan Stasiun Tanahbang menuai polemik dari sopir angkot, kepolisian dan Ombusman turun tangan agar kebijakan penutupan jalan dicabut agar lalu lintas di depan Stasiun Tanahang segera normal. Penulis tidak membahas penampatan PKL di jalan raya, penulis memilih topik Hotel Alexis.

Hotel Alexis di Kampung Bandan, Jakarta Utara mudah dilihat dari jalan tol jalur lingkar dalam kota. Bangunan berwarna hitam dengan fariasi kuning itu menjadi daya tarik pengendara yang melintas jalan tol. Bila dilihat dari jalan Kampung Bandan, bangunanya juga tampak kokoh menjulang dan mencolok dibandingkan dengan bangunan lain di sekitarnya. Untuk masuk ke area hotel, pengunjung dapat masuk melalui dekat rel KA atau jalan masuk di depan hotel.  

Hotel Alexis Jakarta
Hotel Alexis Jakarta
Hotel Alexis sejak 6 bulan silam menjadi sorotan dan menjadi  polemik bagi gubernur dan pengelola hotel. Hotel yang konon memberi layanan surga di dunia hiburan ini ijinnya telah habis. Sebagai gubernur, Anies Baswedan tidak memberikan ijin perpanjangan. Secara otomatis segala kegiatan usaha di Hotel Alexis harus ditutup.

Hotel kawasan sekitar Kampung Bandan sudah  mencopoti semua atributnya beberapa waktu lalu, saat ini diberi tulisan bijak dari sang pengelola dengan spanduk super besar. Pengelola Hotel masih memikirkan nasib karyawan karena  tidak mungkin akan terus tanpa ijin untuk meneruskan usaha yang selama ini digelutinya.

Dunia hiburan di Jakarta tidak hanya Alexis, banyak tempat menyediakan failitas mirip dengan Hotel Alexis, mungkin mereka juga menunggu nasib yang sama ketika ijinnya akan berakhir. Para pengelola harus mulai berpikir mengalihkan bisnis bila tempat usahanya mengalami nasib yang sama dengan Hotel Alexis. Mungkinkah Hotel Alexis akan mengubah usaha dengan usaha Restoran Alexis?

Restoran Alexis menjadi alterntif bagi pengelola usaha dunia hiburan untuk menekuni bisnis baru. Nama Alexis yang sudah demikian terkenal hingga ke luar negeri sayang kalau dilewatkan terbuang. Hotel Alexis merupakan branding bernilai tinggi. Meskipun selama ini dicitrakan negatif bagi sebagian orang, dengan berganti usaha menjadi restoran, Hotel Alexis menciptakan citra baru dan dapat menyelamatkan karyawan,  para mitra yang selama ini mendapatkan manfaat dari operasi Hotel Alexis.

Dengan berubah menjadi restoran dengan konsep pelayanan berkelas, Alexis dapat hidup kembali dengan bisnis yang lebih elegan. Bisnis baru Alexsis diharapkan dapat menyelamatkan aset, menyelamatkan investasi dan menyelamatkan karyawan sehingga akan terus  memberikan manfaat bagi sesama.

Untuk membuat Restoran Alexis berkelas, pengelola dapat mendatangkan  juru masak ternama dari dalam negeri dan luar negeri setiap pekan, dengan demikan Restoran Alexis dapat menjadi restoran ternama di ibu kota dan dunia. Jadikan berkunjung ke Alexis menjadi kebanggaan dan memberikan warna berbeda. Kalau sebelumnya berkunjung ke Alexis dianggap penyimpangan, dengan berubah menjadi restoran, pengunjung bangga menikmati menu masakanya.

Nasib karyawan perlu diselamatkan untuk menjaga kelangsungan hidup dengan bekerja lebih baik dibanding sebelumnya. Meskipun Hotel Alexis ditutup, usaha lain yang lebih produktif perlu diciptakan. Dikala pengangguran diperangi semua pihak, mari kita ciptakan peluang usaha yang mampu menyerap tenaga kerja untuk mendapatkan penghasilan. Hotel Alexis boleh ditutup, namun usaha yang lebih positif harus terus diciptakan untuk kesejahteraan warga. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun