Â
Tahun 2017 segera kita tinggalkan, dalam hitungan detik kita akan  menapaki tahun 2018. Demikian waktu terus bergulir detik demi detik menggulung kehidupan. Manusia hanya mampu menghitung dengan patokan waktu. Tahun hanyalah catatan untuk mewujudkan target-target pembangunan bagi pemerintah.
Ibu kota Jakarta terus bersolek entah sampai kapan, namun seceracah harapan adalah  proyek transportasi berbasis rel, transportasi modern masa depan Jakarta. Kebanyakan negara memilih transportasi kereta api sebagai transportasi utama warganya. Indonesia memilih mobil pribadi,  kemacetan pun tak dapat dihindari. Sadar akan kekeliruan, dalam 5 tahun terakhir proyek transportasi masal dikebut. Impian  mulai terwujud,  KA Bandara Soetta dapat dinikmati sejak 26 Desember 2017.
Selain sebagai tahun politik, pembangunan infrastruktur seabagi alat politik juga ditargetkan akan selesai. Banyak proyek besar, proyek prestisius dan proyek sexy  akan jatuh tempo untuk diresmikan dan dioperasikan sebagai tanda keberhasilan pemerintah menyiapkan infrastruktur bagi rakyatnya di tahun 2019.
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) tahap I dari Lebakbulus-Bundaran Hotel Indonesia. Light Rail Transit (LRT) Jakarta dari Kelapagading-Stasiun Sudirman dan LRT Jabotabek dari Cibubur dan Bekasi Timur, Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung  ditargetkan akan selesai pada 2019.
Pembangunan transportasi modern berbasis rel segera hadir dihadapan kita. Kehadiran MRT akan merubah wajah transportasi ibu kota secara masif, meskipun baru pada koridor sejajar MRT, khususnya jalur Blok M-Bundaran HI. Dengan hadirnya MRT tentu transportasi ibu kota harus ditata ulang, terutama jalur sejajar antara MRT dan busway.
Jalan Sudirman-Thamrin dari Blok M hingga Bundaran HI saat ini sedang dibangun terowongan bawah tanah untuk MRT. Pada saatnya nanti perlu dilakukan penataan transportasi di jalan Sudirman-Thamrin. Penataan tranportasi pada jalur MRT diantaranya menyangkut penataan busway, bus pengumpan, pengaturan penggunaan mobil pribadi, sepeda motor, pembangunan fasilitas sepeda dan pejalan kaki.
Setelah MRT beroperasi hal pertama harus dilakukan Pempro DKI adalah menata transportasi pengumpan dan transportasi terusan dari dan menuju stasiun MRT ke kantor-kantor, pusat bisnis dan lainnya. Setelah keluar terowongan stasiun, penumpang  akan melanjutkan perjalanan harus difasilitasi dengan bus bila lebih dari 1 km. fasilitas sewa sepeda bila dekat bahkan jalan kaki bila lebih dekat.
Pemerintah DKI telah menyiapkan trotoar lebar dengan desian modern sebagai saana bagi pejalan kaki aga aman, nyaman. Fasilitas itu sudah dipikirkan sejak DKI dipimpin Ahok dan saat ini trotoar lebar telah menghiasi ibu kota. Pembangunan trotoar lebar dan mempersempit jalan pada ruas-ruas tertentu merupakan upaya Pemprov DKI untuk mendorong warganya aktif menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki. Upaya ini dapat mengurangi polusi udara dan heamt energi.
Selanjutnya design bus pengumpan tentu bus dengan tangga pendek agar naik turun tidak melelahkan dan kurang bersahabat pengguna Lansia. Juga perlu diperbanyak halte-halte bus dekat trotoar atau jalur lambat, bukan di jalur tengah. Saya pernah menikmati transportasi bus di Perancis pada 2012, sangat nyaman dengan bus tangga pendek.