Beroperasinya Kereta Api (KA) Bandara Soekarno-Hatta (Bandara Soetta) mulai 26 Desember 2017, menjadi simbol hadirnya transportasi modern di suatu negara. Saat ini Indonesia telah memiliki 2 KA Bandara. KA Bandara Kualanamu di Medan, Sumatera Utara dan KA  Bandara Soetta yang masih gress. Pengoperasian KA Bandara Soetta lebih  greget karena berada di ibu kota negara.
Keberadaan KA Bandara Soetta sudah dinanti sejak lama. Ketika tahun 2006 PT. Kereta Api Indonesisa (Persero) berpatungan dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) membentuk perusahaan kereta api baru, Â PT. Raillink sebagai operator KA Badara di negeri ini.Â
Bayangan saya, setelah dibentuk perusahaan operator KA swasta ini, KA Bandara Soetta segera terwujud dalam tempo cepat. Namun harus mananti cukup lama, bersyukur setelah 11 tahun, akhirnya harapan itu terwuujud dan masih diberi kesempatan untuk menikmatinya.
PT. Railink sebagai perusahaan operator KA Bandara di Indonesisa dibentuk  bertepatan dengan hari jadi kereta api, tanggal 28 September 2006.  Ide dua Dirut PT. KAI kala itu Roni Wahyudi dan Dirut PT. AP II, Edy Haryoto yang juga mantan Dirut KAI periode sebelumnya sepakat membentuk perusahaan patungan untuk membangun KA Bandara  Soetta dan Bandara lainnya di Indonesia.
Pemikiran orang-orang KAI pada saat itu agar negara kita memiliki akses jalur KA ke Bandara demikain kuat dan khirnya usaha itu berhasil mewujudakan. KA Bandara Kualanamu di Medan Sumatera Utara dapat dioperasikan mulai tahun 2013, suatu kerja keras pemerintah bersama PT KAI telah melahirkan KA Bandara di Medan.
PT Raillink  yang sahamnya milik PT KAI 60 % dan Angkasapura II 40 % yang dibentuk pada Era Rony Wahyudi sebagai Dirut PT KAI dan Edie Haryoto sebagai Dirut PT Angkasapuara II ini, kini mampu menyelenggarakan layanan KA Bandara yang modern, berkualitas dan menjadi pelopor modernisasi transportasi di negeri ini.
Meskipun ada tiga alternatif untuk mengakses jalur KA ke Bandara Soetta dari Jakarta yaitu; Manggarai Tanahabang-Rawabuntu-Bandara Soetta. Manggarai-Angke-Pluit-Bandara Soetta dan Manggarai-Duri-Batu Ceper-Bandara Soetta, PT KAI memilih alternatif terakhir dan tinggal menyambungkan lintasan rel yang sudah tersedia.Â
PT KAI tinggal membangun jaringan rel antara Stasiun Batu Cepar ke Bandara Soetta. Sebelumnya pemerintah telah menyelesaiakan pembangunan jalur ganda Duri-Tangerang.
Langkah taktis jajaran PT. KAI dalam mewujudkan proses pembangunan KA Bandara Soetta menjadikan modernisasi KA cepat terealisasi. Dengan demikian, maka Bandara Soetta menjadi Bandara termodern dengan fasilitas transportasi KA sebagai ikon pelayanan baru di Bandara Soetta.Â
Dengan beroperasinya KA Bandara Soetta maka kini pintu gerbang udara Indonesia akan setara dengan Bandara Narita di Jepang seperti yang pernah penulis alami 11 tahun silam.