Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Membangun KA Cepat Mengejar Ketertinggalan Negeri

1 Oktober 2015   05:41 Diperbarui: 1 Oktober 2015   09:11 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kereta rel listrik i9000 buatan PT INKA/Istimewa/Kompas.com"]

[/caption] 

Oleh: Akhmad Sujadi

Penjajah Belanda telah mewariskan jaringan kereta api di Jawa, Sumatera, Madura dan Sulawesi sebelum dikelotok Jepang dan dipindahkan ke Burma. Sayangnya sejak beralih dan dikelola bangsa sendiri jalur kereta api banyak yang mati. Banyak sebab matinya jalur kereta api di beberapa wilayah. Pertama karena kebijakan pemerintah yang saat itu belum pro kereta api. Kedua hadirnya teknologi kendaraan bermotor mobil dan sepeda motor.

Kehadiran kendaraan bermotor di satu sisi memudahkan masyarakat untuk manuver ke segala penjuru dengan mudah dan mewah. Mewah karena kendaraan didesain lebih condong ke kendaraan pribadi. Porsi kendaraan umum makin tergencet dengan hadirnya sepeda motor yang menjamur di seantero negeri, dari kota hingga pelososk desa. Konsumsi BBM pun meledak, dulu eksportir Indonesia kini importir.

Hadirnya mobil pada saat itu telah menggusur pelayanan kereta api di beberapa wilayah karena saat itu di tahun 1975-1985-an tumbuh pesat mobil-mobil Jepang di tanah air. lahirnya Colt T 120 yang saat itu mendominasi setiap ruas jalan telah mamatikan pelayanan kereta api. Bus-bus umum tampil menawan menguasi jalanan antar kota dan menjadi pilihan bagi kebanyakan orang di daerah. Mereka bangga telah naik bus, namun kini kebanggaan naik angkutan umum tergusur oleh menjamurnya sepeda motor.

Di pelosok kota dan desa, orang cenderung menggunakan sepeda motor dibanding angkot atau angkutan perdesaan. Orang tua memilih membekali anaknya dengan sepeda motor menuju ke sekolah dibanding dengan angkot, ngkudes atau sepeda ontel. Maka kini anak-anak di abwah umur tanpa lisensi SIM menggunakan sepeda motor tanpa salah.  Kondisi ini telah mematikan angkutan perkotaan dan angkutan perdesaan. Para sopir mengeluh. Angkot dan Angkudes hidup susah mati tak mau. Kerja hanya untuk membeli solar dan setoran. Para sopir angkutan umum menjadi miskin karena keadaan.

Cerita gusur menggusur angkutan di negeri ini karena kita tidak punya patron dan memilih dan menentukan jenis angkutan apa yang kita tentukan sesuai kebutuhan. Seharusnya rencana ini sudah terlaksana sedikitnya 50 tahun silam saat negeri ini menjadi eksportir minyak, banyak devisa. Sehingga perekonomian tidak porak poranda karena ketergantungan dengan BBM impor, suku cadang umumnya buatan luar negeri dan berbagai implikasi dari ketidakberdayaan negeri ini dalam tata kelola angkutan umum dan kendaraan pribadi.

Kita pantas bersyukur kereta api Indonesia yang dikelola PT. Kereta Api Indonesia (Persero ) - PT. KAI telah bangkit dari keterpurukan. PT. KAI yang sebelumnya perusahaan rugi dan terseok-seok telah bangkit sejak dipegang duet Ignasius Jonan dan Sulistyo Wimbo Hardjito. Kini Ignasius Jonan telah terpilih menjadi Menteri Perhubungan. Suatu posisi yang sangat tepat untuk membenahi karut marut transportasi udara, darat, laut dan meneruskan pembangunan perkeretaapian di seluruh negeri.

Sementara PT. KAI mendapat porsi penugasan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan untuk menjadi operator terbaik di perkotaan melalui anak perusahaan PT. KAI Commuter Jabotabek operator KA Bandara meelaui anak perusahaan PT. Railink. Kedua anak perusahaan KAI ini suskes menjalankan misi induk dan misi pemerintah.

KRL Comuuter Line yang menjadi andalan warga Jabodetabek volume penumpangnya tumbuh pesat dan   telah menembus angka rata-rata 850.000 orang perhari. Naik 90 % dari tahun 2008 yang tercatat 450.000 orang per hari. Sementara KA Railink telah sukses membuka pelayanan jalur KA Bandara Kualanamu di Medan dan sedang mengembangkan sayap untuk KA Bandara Soekarno Hatta yang dalam proses konstruksi.

Upaya Menteri Perhubungan mendorong KAI dan membangun perkeretaapian di luar Jawa dalam program prioritas lima tahun sejak dilantik pada 2014 lalu, sangat pro pertumbuhan di luar Jawa. KA sebagai tulang punggung angkutan darat dan angkutan rakyat siap melaju di Papua yang akan dibangun dari Sorong ke Manokwari 390 km dengan lebar spoor 1.435 mm dan kecepatan 200 km/jam akan menandai kebangkitan di Indonesia Timur. Lima pulau besar termasuk Jawa harus dibangun jaringan kereta api secara cepat  merata sesuai porsi dan kebutuhan pasar.

Memang saat ini penduduk di Papua, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera lebih sedikit dibanding Jawa. Dengan membangunan perkeretaapian di luar Jawa diharapkan akan menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru di luar Jawa. Pembangunan kembali jalur-jalur kereta api yang mati di Jawa merupakan upaya mengembalikan kejayaan kereta api. Trem kota di Surabaya sedang dalam proses reviltasilisai, MRT, LRT di Jakarta dalam proses pekerjaan. Serentak membangun perkeretapian meurpakan upaya negeri mengejar ketertinggalan perkeretaapian.

Jawa sudah membutuhkan KA Cepat, karena menyangkut bisnis, arahkan swasta dalam negeri dan luar negeri uuntuk menggarapnya. Pemerintah cukup memberikan aturan dan penagasan. Koridor Jakarta-Bandung dan Bandung-Surabya membutuhkan KA Cepat. Kalau memang permintaan pasarnya bagus kenapa tidak dialnjutkan? Jalan KA Jakarta-Bandung dapat bersinergi dengan pengelola Jalan Tol sehingga kebutuhan lahan dapat diminimalisai. Jalan KA dibangun sejajar dan  bersebelahan dengan jalan Tol, sehingga pengelola jalan Tol dapat pula berbisnis jalan kereta api. Itu peluang, jangan ego coba survey bersama. Bila hasil survey memungkinkan dan bagus ambil.

Pengelola jalan Tol tidak usaha mikirin akan mati bila KA Cepat Bandung-Jakarta dioperasikan. Ambil peluang, tawarkan sisa lahan untuk membangun jaringan KA Cepat Jakarta-Bandung. Rangkul investornya untuk kemungkinan bermitra. Dibangunya jalur KA Cepat Jakarta-Bandung bukan ancaman bagi pengelola jalan Tol, namun peluang. Pengelola Jalan Tol mendapat saham dan akan mendapat bagian keuntungan dalam pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung.

Sembari membangun kembali jalur-jalur yang mati di Jawa, Sumatera dan Madura pemerintah harus mendorong pembangunan KA Cepat di Jawa dengan dana non APBN. Paralel dengan kegiatan di Jawa pemerintah juga wajib membangun Kereta Api di Papua, Sulawesi, Kalimantan sebagai magnet pembungunan perekonomian kawan timur. Semua bergerak bersama membangun perkeretaapian negeri untuk mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur kereta api.

Jepang, Korea Selatan bukan negara besar. Tapi Kereta Api menjadi pilihan dan menjadi transportasi umum yang handal, modern dan pilihan utama masyarakat. Pembangunan perkeretaapain saat ini mungkin yang akan menikmati generasi berikutnya. Mari generasi saat ini mewariskan nilai-nilai kebaikan dibidang transportasi. Generasi muda mari berisiap untuk belajar seirus mempersiapakan diri  untuk meneruskan dan mengelola perkeretaapian negeri agar  kereta api menjadi transportasi utama di masa depan. Semoga terwujud. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun