Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Membangun KA Cepat Mengejar Ketertinggalan Negeri

1 Oktober 2015   05:41 Diperbarui: 1 Oktober 2015   09:11 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upaya Menteri Perhubungan mendorong KAI dan membangun perkeretaapian di luar Jawa dalam program prioritas lima tahun sejak dilantik pada 2014 lalu, sangat pro pertumbuhan di luar Jawa. KA sebagai tulang punggung angkutan darat dan angkutan rakyat siap melaju di Papua yang akan dibangun dari Sorong ke Manokwari 390 km dengan lebar spoor 1.435 mm dan kecepatan 200 km/jam akan menandai kebangkitan di Indonesia Timur. Lima pulau besar termasuk Jawa harus dibangun jaringan kereta api secara cepat  merata sesuai porsi dan kebutuhan pasar.

Memang saat ini penduduk di Papua, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera lebih sedikit dibanding Jawa. Dengan membangunan perkeretaapian di luar Jawa diharapkan akan menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru di luar Jawa. Pembangunan kembali jalur-jalur kereta api yang mati di Jawa merupakan upaya mengembalikan kejayaan kereta api. Trem kota di Surabaya sedang dalam proses reviltasilisai, MRT, LRT di Jakarta dalam proses pekerjaan. Serentak membangun perkeretapian meurpakan upaya negeri mengejar ketertinggalan perkeretaapian.

Jawa sudah membutuhkan KA Cepat, karena menyangkut bisnis, arahkan swasta dalam negeri dan luar negeri uuntuk menggarapnya. Pemerintah cukup memberikan aturan dan penagasan. Koridor Jakarta-Bandung dan Bandung-Surabya membutuhkan KA Cepat. Kalau memang permintaan pasarnya bagus kenapa tidak dialnjutkan? Jalan KA Jakarta-Bandung dapat bersinergi dengan pengelola Jalan Tol sehingga kebutuhan lahan dapat diminimalisai. Jalan KA dibangun sejajar dan  bersebelahan dengan jalan Tol, sehingga pengelola jalan Tol dapat pula berbisnis jalan kereta api. Itu peluang, jangan ego coba survey bersama. Bila hasil survey memungkinkan dan bagus ambil.

Pengelola jalan Tol tidak usaha mikirin akan mati bila KA Cepat Bandung-Jakarta dioperasikan. Ambil peluang, tawarkan sisa lahan untuk membangun jaringan KA Cepat Jakarta-Bandung. Rangkul investornya untuk kemungkinan bermitra. Dibangunya jalur KA Cepat Jakarta-Bandung bukan ancaman bagi pengelola jalan Tol, namun peluang. Pengelola Jalan Tol mendapat saham dan akan mendapat bagian keuntungan dalam pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung.

Sembari membangun kembali jalur-jalur yang mati di Jawa, Sumatera dan Madura pemerintah harus mendorong pembangunan KA Cepat di Jawa dengan dana non APBN. Paralel dengan kegiatan di Jawa pemerintah juga wajib membangun Kereta Api di Papua, Sulawesi, Kalimantan sebagai magnet pembungunan perekonomian kawan timur. Semua bergerak bersama membangun perkeretaapian negeri untuk mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur kereta api.

Jepang, Korea Selatan bukan negara besar. Tapi Kereta Api menjadi pilihan dan menjadi transportasi umum yang handal, modern dan pilihan utama masyarakat. Pembangunan perkeretaapain saat ini mungkin yang akan menikmati generasi berikutnya. Mari generasi saat ini mewariskan nilai-nilai kebaikan dibidang transportasi. Generasi muda mari berisiap untuk belajar seirus mempersiapakan diri  untuk meneruskan dan mengelola perkeretaapian negeri agar  kereta api menjadi transportasi utama di masa depan. Semoga terwujud. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun