Mohon tunggu...
Euis Novianti
Euis Novianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life Must Goes On

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta - 20107030016

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lika-liku Pertanyaan: Etika Penyelesaiannya

9 Maret 2021   19:33 Diperbarui: 9 Maret 2021   19:59 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : portaljember.pikiran-rakyat.com

Pernah gak kalian ketika menghadiri acara pernikahan temen atau kerabat ditanya " kapan nyusul?, kapan nikah? ". Atau kalian yang sudah menikah, ketika teman atau kerabat kalian baru saja melahirkan, " kapan punya momongan? "

Bagaimana respon kalian? Merasa risih gak?. Ada yang menanggapinya santai, belum dapet jodoh, makanya cariin dong, atau merasa risih dan menganggap pertanyaan tersebut hinaan.  Sebenarnya pertanyaan seperti itu bisa dilihat dari dua sudut pandang.

Pandangan pertama dari si penanya. Si penanya mungkin saja bertanya tersebut dengan maksud tujuan baik atau malah sebalikya. Mungkin saja si penanya menginginkan kalian untuk segera menikah atau menginginkan momongan. Dan sebaliknya juga bagi penanya yang memiliki niat yang tidak baik.

Pandangan kedua dari yang ditanya. Ketika ditanya hal demikian, respon seseorang cenderung tergantung keadaan yang ia rasakan. Ada yang menanggapi santai, emosi, marah, atau bahkan malah dijadikan candaan.

Pandangan seseorang mungkin akan berbeda, tetapi kita tidak pernah tahu titik terendah seseorang dimana. Pertanyaan macam ini mungkin harus lebih diwaspadai. Di suatu keadaan mungkin malah buat kita males ikut kondangan.

Begitupun untuk yang sudah menikah, mempunyai seorang anak itu adalah sebuah harapan setiap orang yang menikah. Mempunyai momongan itu adalah tujuan dari sebuah pernikahan. Dikabarkan juga ketika sudah menikah dan tidak memiliki momongan itu sesuatu yang terasa hambar.

Belum lagi kita harus menghadapi pertanyaan dari mertua, tetangga atau teman. Pertanyaannya haruskah bertanya seperti itu? Banyak pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun tetapi belum mempunyai keturunan malah jadi enggan pergi ke acara nikahan, acara keluarga, atau tempat lain yang memiliki potensi terjadinya pertanyaan dmikian.

Yang saya ingin tekankan adalah bukankah jodoh, rezeki, mati, atau mempunyai keturunan merupakan rahasia dari Tuhan? Bukankah setiap manusia tidak bisa menjawab dengan apa yang belum diketahui? Apakah masih pantas ditanyakan?

Saya sering sekali mendapati keluarga dan teman saya yang mendapatkan pertanyaan seperti ini dan mereka merasa risih. Sebernarnya pertanyaan ini tidak salah. Tetapi alangkah baiknya jika hendak ertanya melihat terlebih dahulu situasi dan kondisi orang yang ditanyakan.

Kita tidak pernah tahu kan seperti apa keadaan hati orang yang ditanya. Jadi, bijaklah dalam bertanya. Sekarang saya mau bahas apa saja etika dalam bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun