Mohon tunggu...
Suherman Juhari
Suherman Juhari Mohon Tunggu... Penulis - Kalau Bukan Kita Siapa lagi?Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi ?

Seorang Peneliti di Institute for Economic Research and Training (INTEREST) dan dosen Ekonomi yang memiliki semangat dan harapan untuk pendidikan Indonesia agar lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Masalah Negara, Masalah Kita Semua

31 Juli 2019   01:52 Diperbarui: 31 Juli 2019   02:20 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Masalah utang, kemiskinan, kriminal dan semua masalah yang ada di Indonesia juga ada di Negara lain. Negara sekelas Amerika juga punya masalah yang sama. Masalah ini akan hadir sebagai bumbu-bumbu untuk mendewasakan negara tersebut.

Negara maju, Negara berkembang, Negara miskin semua punya masalah yang sama. Hanya saja perbedaan terletak pada spirit pengentasan masalahnya. Spirit disini bukan hanya sebatas Pemerintah yang kudu terlibat tapi seluruh elemen masyarakat yang ada di dalam Negara tersebut.

Partai-partai boleh membedakan idealisme politisi tapi Welfare adalah tujuan bersama agar negeri ini bisa hidup lebih lama lagi.

Agama-agama boleh jadi pembeda cara berdoa antara satu dengan yang lain tapi doa yang sama semata-mata agar tercapainya Falah.

Suku-suku boleh jadi pembeda antara satu dengan yang lain tapi satu hal yang harus dimaknai adalah 'persatuan"

Bahasa-Bahasa boleh jadi pembeda antara satu dengan yang lain tapi kita harus mengerti bahwa kita "Indonesia" bukan pecahan-pecahan pulau tanpa makna.  Kita semua boleh berbeda tapi kita disini hidup di negara yang sama, harapan yang sama, langit yang sama.

Maka ketika ada masalah di Negara ini, itu bukan hanya masalah pemerintah tapi masalah kita semua.
Jadi cari solusinya bersama-sama. 

Ketika semua hanya mengandalkan pemerintah tanpa mengandalkan kemampuan diri sendiri maka tentu bangsa ini akan tumbuh jadi bangsa yang manja. Negara tanpa kontribusi rakyatnya hanya akan menjadikan negara tersebut mundur teratur. Padahal negeri ini seharusnya jauh lebih kuat jika bersinergi. Tidak hanya Pemerintah yang harus jadi pahlawan, melainkan rakyat juga harus berjuang. Rakyat dan Pemerintah adalah dua bagian yang saling membutuhkan. 

Tidak ada pemerintahan yang sukses tanpa peran rakyat di dalamnya. Rakyat sebagai pengonsumsi kebijakan tentunya harus memberi rekomendasi apabila ada suatu kebijakan yang salah. Karena sejatinya kebijakan bukanlah kitab suci yang mutlaq benar, sehingga kebijakan itu bisa direvisi demi kepentingan bersama. 

Jika ada oknum yang menyatakan urusan negara bukanlah urusannya, sungguhlah bukan sesuatu yang bijak. Sebagai warga negara yang baik, kita semua tanpa terkecuali wajib menjaga dan memikirkan masa depan bangsa ini. Sungguh egois rasanya jika terdapat oknum masyarakat yang tidak ingin memikirkan masalah negaranya. Memikirkan negara tidak harus menjadikan seluruh masyarakat membahas negara ini secara makro, melainkan banyak hal-hal kecil sederhana yang bisa membuktikan kontribusi pada negara ini, salah satunya dengan menjaga persatuan.

Jika sebuah kumpulan masyarakat tidak mampu mendukung negara ini dalam bentuk gagasan - gagasan strategis untuk diaplikasikan sebaiknya persatuan Indonesia harus tetap di pertahankan. Karena dengan adanya persatuan rasa-rasanya bangsa ini mustahil untuk dilumpuhkan oleh negara manapun. 

Mari bersama-sama memikirkan negara, bukan semata-mata memikirkan kelompok sendiri apalagi diri sendiri. Jangan jadi jadikan negeri ini jadi tontonan drama pertikaian antar saudara. Malu kita sama pahlawan yang sudah wafat, apa kata para prokalamator jika tahu bahwa tidak semua orang Indonesia kini peduli sama bangsanya sendiri ?

Mari merenung, barangkali masih terbesit kebencian dalam diri karena hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan sebagai seorang negarawan. Jangan jadi pembenci, jadilah pengkirik dengan segudang solusi. Karena kritik itu juga salah satu bentuk bahwa kita peduli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun