Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru Kreatif di Masa Pandemi

29 Agustus 2021   13:53 Diperbarui: 29 Agustus 2021   14:05 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: mediaedukasiborneo.com

Peserta didik juga harus aktif dalam mencari sumber-sumber lain di internet terkait materi yang sedang dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil melalui break room di zoom dan kemudian mempertanggungjawabkan hasil diskusinya. Dan manakala mereka menemukan kesulitan, guru kemudian mengarahkan mereka sehingga kesulitan tersebut dapat diatasi secara cepat.

Pengalaman Mengajar di Masa Pandemi

Sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia di awal Maret 2020, sekolah tempat dimana penulis mengajar, kemudian mengambil langkah cepat dan tepat untuk melaksanakan pembelajaran virtual. Sekolah kemudian membangun kerja sama dengan penyedia layanan aplikasi zoom meeting dan google classroom untuk keberlangsungan pembelajaran virtual tersebut.

Hal ini sesuai dengan surat edaran bernomor 363962/MPK.A/HK/2020 yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. [3]

Awalnnya, kami para pendidik dan peserta didik merasa asing dengan dua aplikasi ini karena belum pernah dipakai dalam proses pembelajaran sebelumnya. Namun demikian, melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara terus menerus bersama tim IT sekolah, akhirnya aplikasi tersebut dapat digunakan secara efektif.

Ada beberapa kelebihan yang penulis temukan dari aplikasi zoom meeting dan google classroom. Kelebihan aplikasi zoom misalnya, pendidik dapat berkomunikasi via suara dengan peserta didik. Komunikasi juga dapat dilakukan melalui fitur chat yang tersedia di zoom.

Disamping itu, pendidik juga dapat melakukan share screen materi pembelajaran. Dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa proses pembelajaran dapat direkam sehingga pembelajaran tersebut dapat dilihat kembali kapan saja untuk kemudian mengevaluasi apa saja kelemahan dalam proses pembelajaran.

Sementara kelebihan aplikasi google classroom, yakni pendidik dapat meng-upload materi yang sudah dipelajari bersama di zoom dan memberikan tugas-tugas kepada peserta didik. Peserta didik juga dapat meng-upload tugas-tugas yang telah dikerjakan. Selain itu, pendidik juga dapat mengoreksi secara langsung dan memberikan penilaian atas tugas-tugas peserta didik.

Kelebihan-kelebihan kedua aplikasi tersebut tentu saja tidak dapat memecahkan kendala-kendala dalam proses pembelajaran virtual. Setidaknya ada beberapa kendala yang penulis temukan dalam proses pembelajaran virtual selama ini, antara lain:

Pertama, banyak peserta didik yang tidak disiplin dalam memulai kegiatan pembelajaran. Kadang-kadang beberapa peserta didik mengikuti pembelajaran hanya 30 menit terakhir. Padahal, pembelajaran virtual hanya berlangsung selama satu jam per mata pelajaran.

Kedua, peserta didik sering kali menutup kamera saat pembelajaran berlangsung. Hal ini mengganggu proses pembelajaran karena pendidik harus menegur peserta didik yang bersikap demikian. Dan setelah ditanya mengapa menutup kamera? Jawabannya sangat beragam. Ada yang mengatakan ketiduran, membantu oragtua untuk memasak, menjemur pakaian, menerima paket dan alasan-alasan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun