Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dampak Buruk Hoaks bagi Masyarakat di Era Post-Truth

21 Oktober 2020   17:53 Diperbarui: 21 Oktober 2020   19:49 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi:era.id

Kita semua tahu apa yang dimaksud dengan  hoax. Hoax adalah kabar, berita atau informasi yang tidak benar alias bohong. Bisa juga dikatakan bahwa hoax adalah informasi yang tidak benar tapi dibuat sedemikian rupa seolah-olah informasi tersebut benar adanya.

Lalu, apa itu era post-truth (pascakebenaran)? Era post-truth adalah era dimana masyarakat modern dibentuk bukan lagi oleh rasio (pikiran) dan fakta, melainkan oleh sentiment dan kepercayaan.

Dengan kata lain, post-truth adalah kondisi dimana kebenaran objektif tidak lagi memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan bermasyarakat. Kebenaran objektif sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat.

Dalam konteks itu, kebenaran itu bukan lagi kesuaian antara apa yang dipikirkan, diinformasikan dengan apa yang ada dalam kenyataan sebagaimana yang digaungkan oleh para filsuf---melainkan sangat tergantung pada banyaknya dukungan dari masyarakat atas informasi yang kita berikan. Meskipun informasi tersebut belum diketahui secara jelas kebenarannya.

Jika kita telusuri sejarahnya bahwa kata hoax ini sudah muncul sejak tahun 1808. Pada saat itu istilah hoax sering diterjemahkan sebagai tipuan oleh para ilmuwan. Dan di era post-truth (pascakebenaran) sekarang ini,  fenomena penyebaran informasi hoax semakin hari semakin parah karena kemudahan mengakses informasi di internet.

Siapapun, Kapan dan dimana pun, bisa mengakses dan kemudian menyebarkan informasi yang tidak benar secara cepat dan mudah melalui media-media sosial: WAG, instagram, facebook, line, dan media sosial lainnya.

Kemudahan mengakses dan menyerbarkan informasi seperti ini, entah sadar atau tidak, justru merusak cara pandang, perilaku dan cara kita berinteraksi dengan orang lain. Di samping itu, informasi yang kita sebarkan justru memberikan dampak positif dan negatif, baik terhadap pemberi informasi, maupun terhadap penerima informasi tersebut.

Dampak Buruk Hoax 

Pertama, menimbulkan kecemasan dan ketakutan. Seseorang bisa saja menjadi cemas dan takut karena menerima informasi yang tidak benar melalui media-media sosial. Misalnya, informasi terkait penyebaran Covid-19 yang bertebaran di masa pandemi ini.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat, hingga 18 Agustus 2020 sebanyak 1.028 hoax tersebar diberbagai platfom media sosial terkait disinformasi tentang virus Corona (Kominfo.go.id).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun