Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Surga Berada di Bawah Telapak Kaki Ibu?

16 September 2020   16:58 Diperbarui: 16 September 2020   17:06 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: indeksnews.com

Kita sering mendengar peribahasa ini: "Surga berada di bawah telapak kaki ibu". Secara sederhana, peribahasa ini artinya bahwa kita sebagai anak, wajib berbakti dan menghormati seorang ibu.

Kita wajib mencintai ibu kita masing-masing dengan tulus hati dan tanpa syarat. Kita mencintai ibu karena kita dilahirkan melalui rahimnya. Kita ada karena ibu ada.

Pertanyaanya, apakah ketika seorang ibu bertindak kasar, keras dan kejam terhadap anak-anaknya, kita tetap mencintainya? 

Pertanyaan ini berangkat dari peristiwa yang terjadi di Tangerang pada 26 Agustus lalu, yang dua hari ini ramai diberitakan, dimana seorang anak SD berusia 8 tahun dipukul hingga meninggal oleh ibu dan bapaknya.

Dikutip, dari kompas.com, 15 September 2020,  ternyata pembunuhan itu bermula karena sang ibu, LH, tidak sabar mengajari korban yang berusia 8 tahun atau duduk di bangku kelas satu SD.

Jujur, saya sangat sedih ketika membaca berita tersebut. Sejumlah pertanyaan muncul di benak saya.

Pertanyaannya demikian: apakah korban adalah anak kandung pelaku? Apakah hanya karena kesulitan mengajari anaknya, lantas ibu tersebut membunuhnya anaknya dengan kejam? Apakah tidak ada cara lain untuk mengatasi kesulitan tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul begitu saja, karena hemat saya, tindakan pembunuhan tersebut sulit masuk di akal sehat. Apalagi pelakunya adalah bapa dan ibu dari korban, tentu itu tindakan yang kejam. Sungguh sangat kejam.

Kembali ke pertanyaan awal: benarkah surga ada di bawah telapak kaki ibu? Jawabannya, bisa benar dan bisa tidak.

Dikatakan bisa benar jika dan hanya jika seorang ibu pantas untuk dihormati. Artinya, ketika ibu kita memberikan kasih sayang, memberikan teladan hidup yang baik, mengajari anak-anaknya dengan kesabaran dan mencintai anak-anaknya sama seperti mencintai dirinya sendiri.

Sebaliknya, dikatakan bisa tidak, jika seorang ibu berlaku sebaliknya. Tidak menyayangi anak-anaknya, tidak mengajari anak-anaknya dengan sabar dan tidak mencintai anak-anaknya dan/atau membunuh anak kandungnya sendiri, seperti kejadian yang saya utarakan di atas.

Banyak orang yang bilang bahwa rumah adalah surganya dunia. Karena di rumah, mereka merasakan kehangatan, kenyamanan dan kebahagiaan.

Namun, bagi segelintir orang yang diperlakukan secara kasar, anak-anak yang diperkosa oleh orang tuannya sendiri, rumah bukanlah surga baginya, melainkan neraka.

Di rumah, mereka tidak menemukan kebahagiaan. Mereka lebih bahagia ketika berkumpul dengan orang lain daripada berada bersama keluarganya.

Peristiwa yang dialami oleh bocah SD di Tangerang itu mengingatkan kita, terutama para orang tua, agar selalu sabar dalam mendidik dan mendampingi anak-anaknya.

Terutama di masa pandemi Covid-19 ini, dimana banyak kesulitan yang ditemukan pada saat pembelajaran daring dan luring. Misalnya, jaringan jelek, kekurangan kuota, kemalasan anak-anak, dan kesulitan lainnya. Jangan sampai kesulitan-kesulitas tersebut justru  membuat kita sebagai orang tua marah dan bahkan sampai membunuh anak kandung sendiri.

Untuk para guru, disarankan agar tidak terlalu banyak memberikan tugas kepada siswa. Perlu disadari bahwa para siswa sudah stress mengikuti pembelajaran online. Mereka sudah capek dan bosan. Karena itu, tugas-tugas yang diberikan jangan sampai membuat mereka dan orang tua makin stress. Sekian dan terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun