Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Benarkah Ada Kelompok yang Ingin Mengudeta Jokowi?

6 Juni 2020   23:21 Diperbarui: 7 Juni 2020   06:45 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: harianaceh.co.id

Pandemi Covid-19 merupakan ujian terberat bagi seorang Kepala Negara, dalam hal ini bapak Presiden Joko Widodo. Dikatakan terberat karena Covid-19 membawa dampak yang sangat besar terhadap banyak bidang kehidupan, baik bidang ekonomi, sosial budaya maupun politik. Dan belum ada bencana sebesar corona pada periode pertama Jokowi.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kurang lebih 3 bulan corona merebak di negara ini. Selama itu pula Jokowi bekerja keras untuk setidaknya mengurangi besarnya dampak corona terhadap 3 bidang yang saya sebutkan di atas. Belum lagi ada kelompok pemburu rente atau orang-orang yang mencoba memanfaatkan situasi bencana ini untuk kepentingan pribadi, yang membuat Jokowi semakin stres.

Meskipun stres, Jokowi mau tidak mau harus tetap berjuang demi keselamatan bangsa ini. Sudah banyak upaya dan kebijakan yang sudah diputuskannya untuk mengurangi dampak buruk corona. Misalnya kebijakan bekerja dari rumah, PSBB, New Normal, dll. Namun, semua kebijakan tersebut belum membawa hasil yang maksimal. Sehingga tidak salah kalau ada masyarakat yang menilai bahwa Jokowi gagal dalam upaya melawan corona.

Yang paling parah dan sangat dicemaskan adalah munculnya isu kudeta yang lagi hangat diperbincangkan sejak kemarin, sebagaimana yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens.

"Boni Hargens mengklaim telah mengantongi nama para oposan yang hendak merancang kudeta terhadap Pemerintahan Presiden Jokowi Dodo atau Jokowi"  seperti dilangsir dari today.line.me.

Apa yang diklaim oleh Boni, hemat saya, tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar. Tidak sepenuhnya salah karena semakin banyak masyarakat yang menilai bahwa Jokowi tidak cerdas dalam berperang melawan corona.

Kita ingat beberapa hari yang lalu, seorang pecatan TNI Angkatan Darat, Ruslan Buton yang ditangkap karena menuntut Jokowi mundur dari jabatan presiden. Dan barangkali ada juga yang lain yang ingin menyerukan hal yang sama terutama mereka yang berseberangan dengan pemerintah dan kelompok-kelompok radikal  yang sudah lama bertahta di negara ini.

Sedang dikatakan tidak sepenuh benar karena Boni tidak memberikan bukti ke publik atas apa yang disampaikanmya. Namanya juga klaim, bisa benar dan bisa juga salah. Akan tetapi, apa yang disampaikan oleh analis politik itu patut ditanggapai secara cepat dan cerdas oleh pemerintah. Artinya pemerintah bisa berkomunikasi secara langsung dengan Direktur LPI tersebut sembari mencari kelompok mana saja yang dimasudkan Boni.

Lagi pula, Boni Hargens bukanlah pengamat politik ecek-ecekan yang baru tampil di dunia politik. Saya yakin pembaca pasti mengenal beliau. Selama ini, Boni Hargens terkenal sangat vokal dalam membela pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Hal ini kelihatan ketika pada masa menjelang Pilpres 2019 lalu, Boni selalu tampil di televisi dan berdebat dengan siapapun yang berseberangan dengan Jokowi.

Cara berpikirnya sangat tajam dan masuk akal. Namun, dia beda dengan pegiat media sosial yang sangat fanatik pada Jokowi, Denny Siregar. Seorang yang terlalu fanatik akan lupa melihat hal buruk dalam diri seseorang. Sehingga dia tidak akan bersikap kritis terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun