Mohon tunggu...
Suherman
Suherman Mohon Tunggu... Buruh - Manusia Biasa

Hidup adalah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menangkap Esensi MTQ

19 Januari 2022   14:09 Diperbarui: 19 Januari 2022   14:25 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panggung MTQ Ke XXIX (Sumber : Khadafi Jadi)

Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu menggelar acara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Kabupaten pada 20 s.d 26 Januari 2022. Acara ini sejatinya dilaksanakan pada tahun 2021 namun ditunda karena beberapa pertimbangan, salah satunya karena Covid-19.

MTQ Tingkat Kabupaten merupakan festival melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an bagi para qori dan qoriah terbaik yang telah terseleksi mulai dari tingkat desa dan kecamatan. Selanjutnya bagi sang juara, secara otomatis berhak mewakili daerah ke tingkat provinsi.

Pagelaran MTQ setiap tahun yang telah mengeluarkan energi, waktu dan yang begitu besar-tidak dilihat hanya sebagai kegiatan rutinitas seremonial belaka. Pun, bukan dilihat sebagai ajang pencarian bakat semata sebagaimana ajang pencarian bakat lainnya.

Namun, harus dillihat dimensi lain dari sebuah penyelenggarannya. Saat qori dan qoriah melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an dengan merdu dan indah. Pada saat itu, mereka sesungguhnya tengah melantunan nilai-nilai ketuhanan (Ke-Ilahi-An), kemanusiaan (Humanism) dan alam semesta (Cosmos).

Dari lantunan nilai-nilai itu, muncul kesadaran relijiusitas fitrah (Meminjam istilah Peradaban Fitrah)-relijiusitas yang tanpa beban dan tendensi apa-apa. Relijiusitas yang lahir dari kesadaran murni tanpa dipaksa oleh surat edaran, misalnya.

Relijiusitas, murni kesadaran yang lahir melalui proses perenungan mendalam atas apa-apa yang didengarkan, diketahui dan pahami dari sebuah ajaran yang terkandung di dalam Al Qur'an.

Bukankah al Al Qur'an yang terdiri dari 30 Juz, 114 Surat dan 6236 ayat itu adalah kitab suci umat Islam yang merupakan sumber segala ajaran dan amalan yang menjadi pedoman hidupnya?!

MTQ ke 29 kali ini digelar di Lapangan Beringin. Panggung MTQ berada tepat didepan gedung pemerintahan Paruga Parenta Dana Nggahi Rawi Pahu.

Ini memberi pesan dan makna bahwa membangun masyarakat relijius dimulai dari pemerintah. Sejatinya pemerintah harus menjadi garda terdepan memberi contoh dan tauladan terlebih dahulu bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai relijiusitas dalam sikap, tindakan bahkan kebijakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun