Mohon tunggu...
Dr Ing. Suhendra
Dr Ing. Suhendra Mohon Tunggu... Konsultan, technopreneur, dosen, hobby traveller

Tinggal di Jogja, hoby travel dan baca. Sehari-hari sebagai konsultan, dosen dan pembina beberapa start-up

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kulturpass: Inspirasi dari Jerman untuk Membayar Minat Baca dan Melek Literasi Budaya

27 Maret 2025   00:35 Diperbarui: 27 Maret 2025   11:05 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membeli minat baca generasi muda (Sumber: Pexels/Olha Ruskykh)

Kulturpass: Inspirasi dari Jerman untuk Membayar Minat Baca dan Melek Literasi Budaya

Dr.-Ing. Suhendra, dosen dan penikmat buku.

Jerman telah mengambil langkah inovatif untuk meningkatkan minat baca dan literasi budaya di kalangan generasi muda melalui program Kulturpass. 

Secara harfiah, Kulturpass identik dengan “Kartu Budaya”, dimana program ini memberikan subsidi budaya kepada remaja berusia 18 tahun ke bawah untuk membeli buku, menghadiri acara seni, atau mengunjungi museum. 

Pada tahun 2024, setiap remaja yang berusia 18 tahun mendapatkan anggaran sebesar 100 euro (sekitar 1,6 juta rupiah), yang bisa mereka gunakan untuk membeli buku, tiket teater, konser, museum, dan berbagai kegiatan budaya lainnya.

Dengan adanya dukungan finansial ini, diharapkan kaum muda lebih aktif dalam mengakses dan mengapresiasi budaya serta literasi.

Keberhasilan program ini menimbulkan pertanyaan: dapatkah inisiatif serupa diterapkan di negara lain untuk membangun generasi yang lebih melek literasi dan budaya?

Di tengah gempuran teknologi digital, kebiasaan membaca buku mengalami tantangan besar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan minat pembelian buku.

Misalkan, pameran buku terbesar di Jerman, Leipziger Buchmesse telah beberapa tahun mengalami kelesuan keinginan beli buku oleh generasi muda. 

Generasi muda kini lebih banyak menghabiskan waktu dengan konten singkat di media sosial dibandingkan membaca buku secara mendalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun