Mohon tunggu...
Dr Ing. Suhendra
Dr Ing. Suhendra Mohon Tunggu... Konsultan, technopreneur, dosen, hobby traveller

Tinggal di Jogja, hoby travel dan baca. Sehari-hari sebagai konsultan, dosen dan pembina beberapa start-up

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Musuh di dalam Sarang Musim Semi

26 Maret 2025   15:02 Diperbarui: 26 Maret 2025   15:02 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musuh di Sarang Burung Kukuk (Foto pribad)

Musuh di dalam Sarang Musim Semi

Oleh: Dr.-Ing. Suhendra (Pengamat Sosbud dan Nature).

Musim semi di Eropa, termasuk di Jerman, biasanya berlangsung dari Maret hingga Mei. Secara astronomis, musim semi dimulai pada 21 Maret (hari ekuinoks musim semi) dan berakhir sekitar 21 Juni (hari titik balik matahari musim panas). 

Namun, secara meteorologis, musim semi biasanya dianggap dimulai pada 1 Maret dan berlangsung hingga 31 Mei. Selama musim ini, suhu mulai menghangat, bunga mulai bermekaran, dan burung seperti kukuk mulai terdengar berkicau, menandakan perubahan musim. Di masyarakat Jerman, salah satu yang menjadi penanda datangnya musim semi adalah kicauan burung Kukuk (Cuculus canorus). 

Sesuai namanya, burung kukuk berbunyai kukkuk...kukuk...kukuk....dan seterusnya. Spesies burung ini telah lama dianggap sebagai simbol musim semi di berbagai budaya, terutama di Eropa. Suara khasnya yang bergema di hutan sering kali menandakan datangnya cuaca hangat dan kehidupan baru di alam. Namun, di balik nyanyiannya yang merdu, burung kukuk memiliki perilaku yang unik dan sering dianggap licik dalam dunia burung.

Salah satu ciri khas burung kukuk adalah kebiasaannya bertelur di sarang burung lain. Tidak seperti burung pada umumnya yang membangun sarangnya sendiri, burung kukuk betina dengan cermat mencari sarang burung inang, seperti warbler atau pipit, dan dengan cepat menaruh telurnya di sana. Perilaku ini dikenal sebagai parasitisme sarang dan telah menjadi strategi evolusi yang sangat efektif bagi spesies ini.

Setelah telur burung kukuk menetas, anak burung ini sering kali menunjukkan sifat agresif yang luar biasa. Ia akan mendorong keluar telur atau anak burung asli dari sarang agar mendapatkan seluruh perhatian dan makanan dari induk angkatnya. Dengan cara ini, burung kukuk kecil mendapatkan kesempatan bertahan hidup yang lebih besar tanpa harus bersaing dengan burung inang.

Perilaku ini membuat burung kukuk sering dipandang sebagai makhluk yang "curang" dalam dunia burung. Namun, dari perspektif evolusi, strategi ini justru menjadi keunggulan adaptasi yang memungkinkan burung kukuk berkembang dengan baik tanpa harus mengeluarkan energi untuk membangun sarang dan merawat anak-anaknya sendiri.

Meskipun dikenal karena sifatnya yang oportunis, burung kukuk tetap memiliki tempat khusus dalam budaya manusia. Kicauannya yang khas telah menginspirasi berbagai karya seni, musik, dan cerita rakyat. Dalam banyak lagu dan puisi Eropa, suara burung kukuk dikaitkan dengan romantisme, kesuburan, dan perubahan musim.

Di Jerman, misalnya, burung kukuk bahkan menjadi bagian dari idiom dan ungkapan dalam bahasa sehari-hari. Istilah "Kuckucksei" (telur kukuk) sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang menyelinap masuk tanpa diketahui atau hal yang secara diam-diam ditanamkan ke dalam sistem tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun