Mohon tunggu...
Wawan tri
Wawan tri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan panjang

Sebuah hati serangkai kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pemilik Hati

19 Desember 2019   06:09 Diperbarui: 19 Desember 2019   06:11 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diolah pribadi dari Pixabay.com

PEMILIK HATI

Dihadapanmu berkali-kali
Aku mengusap wajah, menggaruk kepala,
memainkan jemari dengan hatiku mendidih berkepundan

Duniamu, aroma tubuhmu berkali-kali  menyentuhku menyerap perbendaharaan kata yang kususun
Percakapan teramat pekat mnyerupai malam 

tak bisa menerangi rasaku yang melangit

kata yang menampung semua pesan hati
selalu patah, ambyar berserakan
Membawa  rasaku yang terbunuh

Kegaguan padamu menjadi badai menggelisahkan tanpa bisa kurumuskan
Jiwaku selalu berkalung rindu
bermusafir mencari rumah bahagia di teduhnya jiwamu

Di beranda malam yang penuh himpunan dengkuran,
malam bukan satu satunya tempat
mimpi  ini  terjaga  
Siang hari lebih banyak sajian pelukmu, melekat pada mataku
Entah rasa apa yang tercipta darimu
Aku demikian kerepotan menghadapimu

Di lembaran ini,
Saat aku menulis matahari engkau telah menjadi bintang yang kuperbincangkan diantara rasa inginku yang sedemikian kuat

Pemilik hatiku
Engkau gelisah, dan bahagiaku..
engkau suara tangisanku
Tak bisakah kau kuminta..?
Kumohon jangan terlalu dalam menghuni hatiku..
mengertikah engkau
Wahai pemilik bibir kemerahan


Suhawan tridoyo
Ganesha Purworejo, 18122019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun