Kopi Kadaluarsa
By : Suhatman Pisang
     Yang aku ingat waktu, itu hari Jumat di tahun 2015, pada sebuah sudut di kota Jambi, jelang tengah hari. Saat itu aku berjalan di lorong pasar, depan beberapa toko kelontong yang sedang tutup. Kaki ku terbentur bungkus yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil seukuran tangan dan jari -- jarinya.
     Bungkus yang sudah mulai lusuh, merek nya sudah cabik plastiknya masih belum bocor, sepertinya kopi hitam dalam kemasan.
Aku pungut aku selipkan di kantong celana, kantong celanaku membengkak tapi masih terlihat normal. Ketika aku berjalan tidak gembung celana dasar yang aku pakai.
     Tiba di rumah, bungkusan itu aku buka, ternyata benar isinya kopi hitam.
Pucuk dicinta ulam tiba, sumur digali air datang. Saat aku kehabisan kopi aku mendapatkan sebungkus kopi di lorong pasar .
Ku selidiki bungkusnya sudah terkelupas, meski mereknya masih bisa aku baca . tertera angka terlihat angka yang sudah kadaluarsa.
Ada ragu, takut, was was dalam pikiranku, " apakah tidak berbahaya ini ? "
      Nalarku beragumen, " ah, kalau kopi daluarsa paling mencret, tidak mungkin sampai mati "
Singkat cerita, kopi itu aku racik, dua sendok kopi dan sedikit gula , kuseduh dengan air panas mendidih.
