Mohon tunggu...
Suhari Ete
Suhari Ete Mohon Tunggu... Administrasi - Batam, Kepulauan Riau

Tidak akan ada langkah keseribu jika langkah pertama tidak dilakukan. Maka, melangkah, jangan tunda-tunda lagi..just do it!! Twitter :@suhariete

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah

23 Februari 2023   17:30 Diperbarui: 23 Februari 2023   17:29 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ayah dan anak perempuan/copyright by sebra (Shutterstock) 

Suasana di ruang tamu begitu sunyi, hanya terdengar suara deru angin yang bertiup lembut dari luar. Seorang ayah duduk di sofa, sambil menatap layar televisi yang kosong. Gadis kecilnya, Nadia, datang dan duduk di sampingnya.

"Ayah, aku bingung," ucap Nadia dengan wajah penuh pertanyaan.

"Apa yang membuatmu bingung, Nak?" Ayahnya bertanya seraya menoleh ke arah Nadia.

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan masa depanku," ucap Nadia.

"Mengapa kau merasa begitu?" Ayahnya bertanya lagi.

"Aku tidak tahu pekerjaan apa yang aku inginkan. Aku tidak tahu apa yang aku sukai atau apa yang aku baik di dalamnya," ucap Nadia.

"Jangan terlalu khawatir, Nak. Kamu masih muda dan kamu masih punya banyak waktu untuk mencari tahu apa yang kamu inginkan. Ada banyak hal yang bisa kamu coba dan banyak kesempatan yang akan datang," kata ayahnya dengan penuh kasih sayang.

"Tapi bagaimana jika aku salah memilih pekerjaan? Bagaimana jika aku merasa tidak bahagia dengan pekerjaan yang aku pilih?" Nadia mengangkat bahunya dengan cemas.

"Aku yakin bahwa kamu akan menemukan pekerjaan yang kamu sukai dan kamu akan menjadi sukses di dalamnya. Tapi, kamu juga harus mengingat bahwa tidak ada pekerjaan yang sempurna. Kamu mungkin akan mengalami tantangan dan kesulitan di dalamnya, tetapi itulah yang akan membuatmu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dan kuat," ucap ayahnya.

Nadia mendengarkan dengan cermat kata-kata ayahnya. Ia merasa lebih tenang dan percaya diri setelah mendengar kata-kata dari ayahnya. Ia menyadari bahwa ia tidak perlu khawatir tentang masa depannya, karena ia tahu bahwa ayahnya akan selalu mendukung dan membimbingnya di setiap langkah hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun