Mohon tunggu...
Suhari Ete
Suhari Ete Mohon Tunggu... Administrasi - Batam, Kepulauan Riau

Tidak akan ada langkah keseribu jika langkah pertama tidak dilakukan. Maka, melangkah, jangan tunda-tunda lagi..just do it!! Twitter :@suhariete

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Haid

14 Januari 2021   12:01 Diperbarui: 14 Januari 2021   12:06 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menstrualhygieneday.org

Sore itu, aku memacu motor butut yang menjadi teman sejatiku. Dialah yang setia mengantarku kemana-mana.

Aku mengejar waktu untuk memenuhi janji bertemu dengan sahabat yang juga aktivis majelis taklim untuk menyerahkan titipan uang jatah infaq bulanan buat anak yatim asuhan majelis taklim kami.

Kurang lebih setengah jam juga aku menempuh perjalanan menuju Masjid di Kawasan Panbil Industrial Estate. Segera mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat Ashar yang tertunda. Ternyata di dalam ruangan Sekretariat Remaja Masjid di lantai dua, ada seorang gadis yang kukenal sebagai Sekretaris Remaja Masjid. Aku menyapa ala kadarnya saja, lalu bergegas turun dan masuk ke dalam Masjid menunaikan sholat Ashar.

Seusai melaksanakan sholat, aku kembali ke ruangan Sekretariat Remaja Masjid yang ada di lantai dua. Melepas letih serta menunggu sahabat yang akan menjemput uang infaq bulanan untuk anak yatim.

Kulihat gadis itu masih sibuk tanpa menggubris kehadiranku. Dia terlihat asyik di depan laptopnya. Aku mengenal sosok satu ini denngan baik. Dia sudah 4 bulan mencari kerja dari terakhir finish kontrak di perusahaannya yang lama.

Akhirnya kubuka obrolan ringan dengannya, hitung-hitung biar suasana bisa sedikit hangat.

Sebut saja namanya Aisyah. Kami pun sedikit berbincang ringan sore itu.

"Mbak, sejauh apa sih mbak paham tentang aturan ketenagakerjaan?" Aku membuka obrolan dengannya.

"Emmmm, saya kurang paham Mas dengan aturan-aturan kayak gitu. Yang penting kerja dech dan bisa dapat penghasilan."

"Hmmm, contoh nih sejauh apa mbak-nya paham tentang hak cuti haid atau menstruasi yang bisa didapatkan oleh pekerja wanita kayak mbak-nya ini?" Tanyaku kembali.

Sambil memalingkan wajahnya kearahku dia berujar ringan. "Kurang paham juga sih Mas, katanya ada gitu hak cuti jika pekerja wanita mengalami masa haid-nya. Tapi saya kurang gitu ngerti dengan aturan itu." jawabnya.

"Loh, berarti Mbak-nya ga pernah ngambil hak istirahat haid-nya yak?"

"Enggak Mas, lagian juga gak mengganggu sepertinya. Jadi ya, ga ada masalah juga sih masuk kerja terus". Jawabnya ringan.

Sedikit menghela nafas, aku lanjutkan pertanyaan "Tapi tahukan aturan yang diatur UU Ketenagakerjaan, bahwa pekerja wanita yang mengalami haid/menstruasi diperbolehkan tidak bekerja dan juga tahukan kenapa sih ada aturan kayak gitu dibuat oleh pemerintah kita?"

"Kurang paham juga Mas".

"Yang penting kerja aja dech". Jawabnya lagi.

"Pemerintah tu bikin aturan pasti ada alasannya Mbak, dan tentunya itu juga demi melindungi warga negaranya agar selalu sehat dan bisa bekerja dengan baik." Lanjutku.

Hmmm, obrolan ringan sore itu ku akhiri. Dan kini tinggal dikepalaku sekarang yang menyimpan banyak tanya, tentang pentingnya pengetahuan ketenagakerjaan bagi para pekerja ini.

Seberapa besar kepedulian Pemerintah terhadap rakyatnya, memberikan pemahaman tentang ketenagakerjaan dari mulai jenjang mereka duduk di bangku sekolah

Ahh, sepertinya memang kepedulian terhadap calon-calon pekerja yang masih mengenyam bangku sekolahan sangat diabaikan pemerintah.

Semoga saja ada perubahan perbaikan kedepannya, agar sebelum calon pekerja masuk kedunia kerja, mereka sudah mendapatkan pengetahuan tentang hak-hak  pekerja.

Menjelang maghrib aku turun kebawah untuk bersiap mengerjakan sholat, sekali lagi dengan berharap semoga ada perubahan yang lebih baik untuk pekerja - pekerja Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun