Mohon tunggu...
Suhari Ete
Suhari Ete Mohon Tunggu... Administrasi - Batam, Kepulauan Riau

Tidak akan ada langkah keseribu jika langkah pertama tidak dilakukan. Maka, melangkah, jangan tunda-tunda lagi..just do it!! Twitter :@suhariete

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Cadar Simbol Terorisme?

6 November 2019   12:21 Diperbarui: 6 November 2019   13:11 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semenjak masuk ke pesantren anak saya sudah memantapkan diri untuk memakai cadar, tidak ada paksaan dan itu ia lakukan atas kehendaknya sendiri. Saya sempat khawatir waktu itu, akankah ia tetap istiqomah memakai cabar atau hanya selama di pesantren saja.

Ketika ia pulang ke rumah setiap bulannya, alhamdulilah ia tetap istiqomah memakai cadar, pun ketika ia kami ajak jalan jalan ke mall atau ke suatu acara, ia tidak canggung atau malu untuk tetap memakai cadar.

Meski saya tahu cadar, niqab, burqah, atau apapun  dinamakan menjadi salah satu term yang akhirnya sangat dekat dikaitkan dengan radikalisme, tapi saya percaya bahwa ia tidak ada sedikitpun ke arah sana.

Cadar kini masih menjadi sebuah fenomena. Dalam ilmu sosial, setiap fenomena mempunyai makna, yang setiap orang tentu saja bisa memaknai.

Pemaknaan dalam konteks ini bisa saja kita sebut sebagai sebuah tafsir. Tafsir tentang cadar tentu sudah banyak dilakukan, mulai dari yang bergaya ekstrem sampai yang moderat. Bahkan beberapa analisis ahistoris menyebutkan bahwa cadar bukan hanya atribut Islam, namun umat agama lain juga menggunakan atribut cadar atau yang sejenisnya ini.

Sebetulnya juga tidak ada perintah yang secara implisit termaktub dalam teks suci al-Quran dan hadits, tidak ada "dalil" yang secara qoth'i atau pasti memerintahkan tentang perintah cadar ini.

Yang menjadi pertanyaannya tentu saja mengenai mengapa cadar ataupun celana cingkrang yang merupakan simbol seorang muslim bertransformasi menjadi simbol terorisme ataupun radikalisme?

Dan kini di era pemerintah Jokowi jilid dua, kekhawatiran terhadap bahaya radikalisme yang berbau cadar dan celana cingkrang menjadi konsumsi para elit terutama dalam kabinetnya.

Melihat pada perdebatannya, tentunya telah terjadi perbedaan pemaknaan di tengah masyarakat ataupun pemerintah terkait simbol dari cadar dan celana cingkrang itu sendiri.

Melacak secara mendalam akar masalahnya, ini sebenarnya adalah masalah perbedaan proses semiotika yang terjadi atau digunakan.Semiotika sendiri adalah ilmu yang mengkaji tanda atau simbol dalam kehidupan manusia yang kemudian akan melahirkan makna.

Namun jika kekhawatiran tersebut terlalu berlebihan, dan perlakuan yang diberikan juga terkesan "berlebihan", maka ini tentu saja tidak bijak. Ibarat mendiagnosis penyakit, jika diagnosis yang dilakukan terlalu over, maka dosis obat yang diberikan akan menjadi tinggi. Dosis yang tinggi ini tentu saja akan berbahaya bagi pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun