Mohon tunggu...
Suhardin Djalal
Suhardin Djalal Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sekolah Rakjat

Gooners Arsenal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memperdebatkan Wabah Penyakit

15 Agustus 2020   22:44 Diperbarui: 15 Agustus 2020   22:40 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com

Dahulu kala, terjadi sebuah wabah penyakit bakteri yang cukup mengkhawatirkan penduduk negeri-negeri di atas awan. Konon, penyakit itu adalah penyakit menular dan cukup ampuh mematikan. Pun data terinfeksi kian hari kian bertambah, ada yang sembuh dan ada yang meninggal.

Penyakit itu dikatakan belum ditemukan obatnya, bahkan orang-orang pandai disetiap negeri di atas awan itu tak mampu memprediksi kapan berakhir penyakit itu. Cukup membosankan dan membuat jengkel seluruh penduduk.

Penyakit bakteri itu berhasil mengacaukan roda ekonomi, dampak sosial dan pendidikan negeri-negeri di atas awan. Penyakit bakteri itu bukan saja menyerang fisik namun sampai kepada mental.

Sangat mengharukan, terlihat tenaga medis berjibaku menangani pasien penyakit itu, orang-orang di PHK, pasar ditutup, akses perjalanan terbatas, sekolah-sekolah ditutup.

Suatu ketika di warung kopi, duduklah dua pemuda negeri Chinquelle, mereka berdebat mengenai wabah penyakit yang menimpa negeri nya. Perdebatan mereka cukup panjang dan menguras tenaga, terlebih mereka berbeda karakter. Mereka adalah Droc dan Jalyak.

Droc memulai perbincangan dengan mengemukakan pendapat nya langsung.

Droc berpendapat bahwa penyakit ini adalah buatan manusia. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa si pembuat penyakit ini kemungkinan ada dua perkiraan. Pertama, penyakit ini ia buat dan tidak berbahaya, sebab si pembuat ini tentu tidak mau penyakit yang dirakit malah membunuhnya sendiri. Kedua, penyakit yang dirakit ini tidak seperti rencananya, penyakit yang semula nya ia rencanakan sebagai koleksi, ternyata tiba-tiba mematikan, dan sekarang si pembuat itu sedang kualahan.

Droc berpendapat tersebut sebagaimana latar belakang dia yang selama ini sangat haus akan ilmu pengetahuan dunia.

Setelah Droc berpendapat, giliran Jalyak mengeluarkan pendapat nya. Jalyak beranggapan bahwa penyakit bakteri ini adalah ciptaan Tuhan, sebab ia yakin penyakit bakteri ini adalah sebagai ujian kepada manusia yang sudah lalai akhir-akhir ini.

Kedua mereka berbeda pendapat dalam hal asal muasal penyakit ini lahir. Namun, mereka secara bersama sepakat bahwa "terjadinya kerusakan di alam mereka, akibat perbuatan manusia itu sendiri". Namun, sekali lagi mereka berbeda pendapat mengenai asal muasal penyakit ini. 

Droc memang menduga penyakit ini buatan manusia, layaknya manusia membuat virus komputer. Namun, Jalyak tetap bersikeras bahwa penyakit bakteri ini diciptakan Tuhan layaknya makhluk hidup lainnya. Meskipun begitu, Droc dan Jalyak saling menghargai perbedaan pendapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun