Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membuang Sesajen di Semeru, Potensi Adu-Domba, dan Urusan Polisi

11 Januari 2022   11:05 Diperbarui: 11 Januari 2022   11:09 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption - Tangkapan layar, seorang relawan pembuang/penendang sesajen di Gunung Semeru - sumsel.tribunnews.com

Belum lama ini Gunung Semeru erupsi dan membawa banyak korban, harta dan jiwa. Peristiwa itu menyebabkan kerugian dan penderitaan warga masyarakat di seputar gunung. Belum reda keprihatinan atas peristiwa erupsi, tiba-tiba dari sana viral peristiwa lain. 

Mungkin sekadar tindakan iseng, atau bercanda. Bisa jadi hanya untuk gagah-gagahan, dan pamer konten di media sosial. Lelaki mengenakan rompi dan berkupluk hitam itu membuang dan menendang sesajen di pinggir kepundan Gunung Semeru.

Peristiwa itu divideokan seseorang, lalu disebar melalui media sosial. Dan seperti banyak hal yang memunculkan pro-kontra dan silang-pendapat, peristiwa itu pun menjadi viral sejak Sabtu (8/1/2022). .

Mungkin si pelaku bukan sedang iseng atau bercanda. Ia ingin unjuk keberadaan, sikap, dan perlawananan terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan keyakinannya. Mungkin ia menganggap si pembuat sesajen sama-sama beragama Islam, dan melakukan perbuatan syirik.

Tapi belum bertabayun. Siapa tahu pembuat sesajen justru penganut kepercayaan atau agama selain Islam. Maka tak salah timbul prasangka buruk, tindakan itu dinilai berpotensi mengadu-domba antar penganut kepercayaan maupun agama.

*

Sesajen itu terletak di tepi kepundan gunung Semeru. Mungkin tidak hanya satu. Diletakkan begitu saja di bibir kepundan. Dalam upacara tradisi pembuatan sesajen menjadi keharusan. Sesajen, sering disebut pula sebagai sesaji, sajen, sajian, semah, atau semahan. Sumber 1/

Sesajen bisa berwujud makanan, minuman, aneka bunga dan dupa, serta benda-benda lain. Masyarakat tradisional/adat, serta penganut agama Hindu, menggunakan sesajen sebagai salah satu sarana berkomunikasi dengan mahluk halus yang diyakini sebagai penguasa suatu tempat, termasuk puncak dan kepundan gunung.

Dapat diduga si pelaku pembuang/penendang sesajen serta si pembuat video tidak pernah jauh tempat bermainnya, juga tidak terlalu dalam cara berpikirnya. Tak terbayangkan betapa kalut dan bingungnya bila menjadi minoritas dan berada di tengah-tengah komunitas yang berbeda kepercayaan dan agama.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun