Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Reuni Virtual Agustusan, Sejenak Melupakan Stres

31 Agustus 2021   22:45 Diperbarui: 1 September 2021   10:11 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption Senyum cerah  penuh semangat Mas Slamet Mulyono dari Kotagede Yogyakara

Kesemarakkan Agustusan tahun ini nyaris tidak ada. Tidak semeriah tahun-tahun sebelum korona melanda. Begitu pun berbagai cara dilakukan warga, salah satunya meramaikan Agustusan 2021 melalui media sosial.

Sangat kebetulan pengurus sebuah grup WA , yaitu Wasibarat Tld'73, mengundang anggota untuk merayakan Agustusan. Bentuknya, lomba membuat twibbonize. Itu sebuah platform daring promosi/campaign secara kreatif untuk diviralkan. Disertakan pula 25 pilihan aplikasi twibbonize, anggota tinggal pilih mana yang disukai.

Beberapa hari kemudian grup WA yang sama berencana membuat reuni virtual. Kami memang rutin bikin reuni virtual. Sebelumnya, beberapa hari selepas Idul Fitri 1442 lalu, diadakan halal-bihalal virtual.

Tema kali ini, "mengayubagyo" hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan ke 76 Republik Indonesia. Rencana matang, pada Ahad (22/8/2021). Daftar peserta pun dibuka.

Sekitar 50 anggota grup mencatatkan diri. Rata-rata umur kami 64 dan 65 tahun. Domilisi anggota tersebar di Jakarta, Bogor, Depok Bekasi, Tangerang, Cilegon, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Purwokerto, Bandar Lampung, Pasuruhan, Surabaya, dan Mataram NTB.

Reuni kali ini disisipi bahasan oleh sesama alumni, yaitu dr. Tri Rini Budi Setya Ningsih, Sp.KJ  dengan materi "Pentingnya Menjaga Kesehatan Jiwa."  Adapun Brigjen Pol. (Purn) Untung Leksono, Drs, MSi, dengan tema "Mengurangi Stres Selama Pandemi Covid-19".

*

Dua tahun berlalu. Hampir setiap orang dilanda cemas dan stress. Pandemi virus korona penyebabnya. Covid-19 menyebar ke mana-mana, menebar ancaman. Tertular, sakit, dan bila tak tertangani dengan baik bakal berakhir di makam umum yang telah disiapkan Pemerintah.

Untuk sekadar mengurangi stress , kami saling berbagi informasi. Hampir tiap orang punya pengalaman tidak menyenangkan, bahkan buruk, terkait korona. Ada yang kehilangan sanak-saudara karenanya. Itu sebabnya diundang khusus seorang dokter spesialis kejiwaan dan seorang psikolog yang berpengalaman di lingkungan institusi Kepolisian, untuk bicara mengenai kesehatan jiwa dan stres.

Image caption dr. Tri Rini Budi Setya Ningsih, Sp. KJ saat mengurai kesehatan jiwa terkait korona (dokpri Setyo Triyono)
Image caption dr. Tri Rini Budi Setya Ningsih, Sp. KJ saat mengurai kesehatan jiwa terkait korona (dokpri Setyo Triyono)

Menurut dr.Tri Rini Budi Setya Ningsih, Sp.KJ, dampak Covid-19 luar biasa dan tidak menentu. Kapan berakhirnya pun sukar diprediksi. Keadaan itu memunculkan keetidakpastian, stres kronis, gejala psikomatik, hingga produksi cortisol dan adrenalin berlebihan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun