Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Arogansi Warga Sipil, Jason, dan Perilaku Tidak untuk Ditiru

18 April 2021   00:39 Diperbarui: 18 April 2021   00:51 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jason tjakrawinata si penganiaya perawat di palembang -regional.kompas.com

Mestinya tindakan mengaku-ngaku sebagai petugas itu mendapatkan hukumgan tersendiri, di luar hukuman sebagai penganiaya. Dengan kata lain, ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan, belum cukup memadai karena keberaniannya berbohong mengaku sebagai aparat. Dengan tambahan hukuman itu ke depan preseden buruk seperti tidak diulang lagi oleh orang lain.

Miris, Brutal

Bila membaca kronologi kejadian. Sampai dengan perawat yang dijambak (ditarik rambutnya), lalu dipaksa dalam posisi sujud, selanjutnya ditendang; si Jason ini memang betul-betul berniat mencederai Christina.

Lebam pada perut dan wajah barangkali hanya tampak luar. Sedang kondisi dalamnya bisa lebih parah. Belum lagi rasa takut dan trauma yang menyertai si korban.

Sulit dibayangkan betapa miris ketika seorang pekerja kesehatan yang telah berlaku sesuai prosedur justru dianggap melakukan kesalahan oleh seorang awam kesehatan.  Apakah karena merasa diri mampu membayar mahal sehingga dengan semena-mena berlaku kasar dan brutal?

Tetapi kemudian, membayangkan Jason meringkuk di kamar tahan, kasihan juga nantinya. Bayangkanlah seorang pengusaha mobil dan bengkel, yang tentu memiliki kekayaan untuk dapat hidup serba kecukupan, tiba-tiba harus menjadi pesakitan memprihatinkan. Kalau ia tidak menyesal juga oleh tindakan brutalnya, maka mungkin ia akan mendapat pelajaran sangat berharga dari sesama pesakitan di sana.

Hikmah, Jangan

Berbagai tanggapan atas peristiwa penganiayaan seorang perawat muncul di media. Geram, marah, dan tidak habis pikir peristiwa itu terjadi. Bahkan video penganiayaan itu sendiri sempat viral. Semua telunjuk menuding pada Jason si penganiaya perawat.

Segagah apapun orang bersalah, lalu tertangkap Polisi dan dijadikan tersangka, pada akhirnya akan minta maaf. Seterusnya terpuruk dalam penyesalan.

Hikmah atas kelakuan buruk Jason Tjakrawinata hanya satu kata: "jangan".  Jangan sampai terulang, jangan ditiru, jangan mudah mengumbar amarah dan berlaku brutal, jangan marasa diri kuat dan kaya lalu boleh semena-mena, jangan sok jagoan dengan mengaku-ngaku sebagai petugas/aparat. Sungguh, Jason merupakan contoh buruk. Itu perilaku tidak untuk ditiru. ***

Cibaduyut, 18 April 2021 / 7 Ramadan 1442

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun