Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kolaborasi dengan Teman Lama, Bikin Buku "Jejak Orang Jawa di NC"

9 April 2021   16:39 Diperbarui: 9 April 2021   17:00 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku Jejak Orang Jawa di New Caledonia -- Dokpri. Widyarka Ryananta

Kegiatan menulis di Kompasiana mempertemukan saya dengan seorang teman lama. Berlanjut bikin  buku , judul "Jejak Orang Jawa di New Caledonia/NC".  Buku berisi kumpulan tulisan Widyarka Ryananta, selama menjadi Konsul Jenderal di Noumea, NC (2014 -- 2017). Bagian saya menyunting saja, semampu-mampunya, maklumlah pengetahuan teknis penyuntingan tidak punya.

Pak Widyarka dalam kedinasannya selama 30-an tahun dapat dikatakan melanglang buana. Betapa tidak? Kakinya jauh melangkah ke beberapa negara di kawasan Asia Timur, lalu Eropa Barat dan Asia Tenggara. Terakhir, bertugas pada sebuah kepulauan di kawasan Pasifik Selatan.

Sedang saya melanglang buana dalam pengertian lain. Lebih tepatnya "njajah deso milang kori" Menjelajahi desa, sambil menghitung-hitung pintu rumah. Berkeliling dari desa ke desa di pelosok. Tempat saya menjelajah di kawasan sangat kaya hasil pala-cengkeh dan kelapa. Pada satu provinsi di Utara.

Tiga bulan jelang masa pensiun sahabat saya Widyarka terpikir untuk membuat buku. Gagasan itu tercetus dari kesibukannya sebagai diplomat, yang juga membuat tulisan berupa Laporan Analisa terkait dengan tugas kediplomatannya. Bulan April ini tepatnya, 5 tahun lalu, buku tersebut diterbitkan, yang memberi pengalaman saya untuk pertama kali sebagai penyunting.

*

Pertengahan 2016, saya bertemu kembali dengan teman lama. Sebuah keberuntungan, sebuah kebetulan. Secara waktu, itu berarti sekitar 35 tahun setelah kami berpisah setamat kuliah. Ia teman sejak SMA di Yogya, dan kemudian masuk perguruan tinggi pada fakultas yang sama. Beda minat dan jurusan.

foto reuni di belakang istana bogor -- dokpri wasibarat '73
foto reuni di belakang istana bogor -- dokpri wasibarat '73
Cita-citanya jadi diplomat, sedang saya jurnalis. Maka ia berangkat ke ibukota.. Sebaliknya saya menuju pelosok. Ia sukses berkarier di Deplu (berubah menjadi Kemenlu), sedang saya berlabuh pada sebuah media elektronik di bawah naungan Deppen (dibubarkan Presiden Gus Dur).

Soal siapa mencari dan siapa menemukan, mungkin banyak hal dapat disebut. Pertama, saya menulis di Kompasiana. Sejak Februari 2014. Ia seorang diplomat, dengan salah kegiatan diantaranya, selain membuat laporan resmi ke Pusat, juga mengabarkan aneka peristiwa pada lingkup penugasannya (di luar negeri) melalui media massa nasional.

Sampai suatu ketika ia meminta saya menuliskan kembali "press release" yang dibuatnya untuk Kompasiana. Ke beberapa media lain (cetak dan online) sudah dikirimnya langsung. Di sana dibuat sebagai "straight news". Sedangkan di Kompasiana perlu saya bumbui dan panjangkan seperlunya agar memenuhi syarat panjang minimal, dan bergaya penulisan opini/reportase.

Saat itu saya membayangkan diri sebagai seorang kontributor. Sebab hampir rutin ada tulisan mengenai aktivitas Konsulat Jenderal RI DI Noumea (ibukota Kaledonia Baru/New Caledonia) tempatnya ditugaskan jelang pensiun. Dua hingga tiga judul per bulan. Berbeda dengan press release yang sepenuhnya mengenai peristiwa "ceremonial", tulisan kiriman Pak Widyarka makin-lama makin berkembang ke arah reportase dan human interest. Sisi manusiawi orang-orang Jawa di sana diangkat dan digali. Maka sisi informatif dan edukatif ikut terungkit pula.

Bagi saya, hal itu sangat menyenangkan. Pengalaman kerja sambilan sebagai kontributor pada sebuah media cetak, pernah saya lakukan. Yaitu, ketika saya masih berdinas di Sulawesi Utara, tidak sampai setahun menjadi kontributor Tabloid Monitor (sebelum dibreidel). Sebelumnya, saya menjadi penulis lepas di tabloid yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun