Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pantas Saja Para Ibu Memilih Sibuk di Rumah

27 Mei 2020   23:57 Diperbarui: 27 Mei 2020   23:54 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kesbiukan para ibu di rumah - manado.tribunnews.com

Entah siapa yang awal mulanya berpendapat bahwa kaum ibulah yang lebih berhak merampungkan setiap pekerjaan rumah tangga. Mungkin para bapak sendiri. Lantaran sudah merasa lelah bekerja kantor, di lapangan, di pabrik, atau pekerjaan lain di luar rumah. Maka giliran para ibu yang harus menyelesaikan pekerjaan rumah.

Para ibu tinggal mengiyakan saja. Setuju. Tanpa protes, apalagi harus disertai demo berjilid-jilid. Meski sesekali saja para ibu/isteri minta bantuan bapak/suami. Wajarlah pekerjaan yang agak berat minta bantuan. Demikian pun bukan hal aneh bila para ibu kerap justru lebih kuat tenaganya dibandingkan para bapak. Kenapa demikian?

Nah, mari kita tumpas tuntas... ehh, kupas tuntas persoalan ini.

Oya, untuk mengupas, dan apalagi harus sampai tuntas, perlu diawali dengan beberapa pertanyaan penting. Sebelum lanjut, perlu diwaspadai bahwa bacaan ini ditujukan khusus untuk para suami, bapak, dan semua laki-laki dengan status apapun: lajang, duda, kakek, paman, dan seterusnya. Mereka yang wajib tahu, memahami dengan penuh kesadaran, dan kemudian berusaha keras untuk mempraktikkannya sendiri dengan ikhlas tanpa paksaan.

*

Mari kita mulai menjawab mengapa yang pertama: para ibu tidak mau kehilangan kesibukan. Sebab sibuk itu keren, penuh gaya, dan tampak menyenangkan. Sibuk berarti banyak berpikir dan bergerak. Berpikir untuk memecahkan masalah. Bergerak mengeluarkan tenaga, menggerakkan badan dan tanpa sadar berolahraga --dari mulai sangat ringan hingga agak berat.

Tidak ada seorang ibu yang tidak kelihatan sibuk. Terlebih pada saat anak-anak masih kecil. Dari bangun tidur hingga kembali tidur, ada yang saja yang dikerjakan. Prioritas berganti-ganti, antara mengurus anak, meladeni suami, dan mengatur diri sendiri. Sering ditambah dengan mengikuti kegiatan dengan warga sekitar.

Maka tidak heran ketika ibu mempersiapkan perbekalan anak untuk berangkat sekolah, pada saat yang sama harus mencuci, dan ditambah lagi menanak nasi atau menjerang air, serta membuat sayur maupun lauk untuk sarapan. 

Sesaat kemudian harus menjemur pakaian. Naik-turun tangga karena tempat jemuran di lantai atas, atau berjemur di halaman rumah. Sinar matahari menyorot hangat, lembut, dan sehat.

Itu sebab para ibu sangat gesit, tangkas, dan praktis. Enerjik, dan kreatif. Mungkin luas rumah pun kecil saja. Tapi hilir-mudik, mondar-mandir, dan gerak cepat mirip gasing itu betapapun menjadi olahraga sehat penuh manfaat. Tidak buang-buang tenaga semata mencari keringat dan kebugaran tubuh.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun