Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Cangkir Teh Panas

26 April 2020   00:19 Diperbarui: 26 April 2020   00:44 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelang tengah hari tamu datang
seperti biasa hanya cerita yang dibawanya
seperti pewarta yang terus haus
memburu kabar, untuk akhirnya disebar
entah merata, atau serupa gerimis saja.

Tamu tetaplah tamu
harus dihormat sebagaimana perlu
juga diterima apapun kabarnya
entah suka, atau tak lebih cerita Corona
dan siapa-siapa yang sudah terkena.

Lalu dua cangkir teh panas terhidang
isteri menyangka tamu tak berpuasa
aku juga lupa mengingatkan
Ramadan tak ada hidangan di tengah siang
siapapun tamunya, harap maklum.

Sebab semua serba bergegas
bukan tak perlu silaturahim, kini saatnya
berpantang, saling menjauh dari sentuh
menjaga jarak, tak abai cuci tangan.
Bertamu saja pun mestinya tidak.

Dan dua cangkir air teh itu menjadi dingin
Si tamu cuma bicara lirih, ada warga tertular
maka harus makin rapat mengurung diri
makin pepat menjaga kemungkinan terpapar
waktu masih panjang, badai belum selesai.

Sekemirung, 26 April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun