Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bukan Ucapan Duka-Cita, Nyinyiran Dilontarkan Para Pembenci Jokowi

26 Maret 2020   23:16 Diperbarui: 26 Maret 2020   23:17 7295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
peti jenazah Ibu Sudjiatmi Notomiharjo, Ibunda Jokowi, di usung ke tempat pemakaman di karanganyar

Kebencian sementara orang terhadap Jokowi tak terbendung. Dalam situasi apapun mereka mencoba memperlihatkan kebencian itu. Dengan kata-kata dan gambar, doa, serta ucapan yang menyakitkan hati.

Peristiwa meninggalnya Ibunda Jokowi dijadikan sarana untuk kembali mengumbar rasa benci itu. Melalui media sosial, disebarkan, diviralkan. Seraya memperlihatkan jati diri mereka sendiri. Ini luar biasa sekali.

Apakah mereka tidak cukup paham tentang aneka peristiwa yang bermuara pada hukum dan penjara? Apakah tidak tahu bahwa ucapan, tulisan, gambar, serta suara dan gambar yang bernada ujaran kebencian, fitnah, dan ancaman di media sosial tidak diperbolehkan? Ataukah mereka merasa diri sangat hebat dan special sehingga tak terjangkau hukum?

Bukan ucapan duka-cita, tapi nyinyiran yang justru dengan semana-mena dilontarkan para pembenci Jokowi.

*

Pada tulisan saya sebelumnya, berjudul "Ibunda Jokowi Meninggal, Keteladanan Seorang Ibu, dan Tak Perlu Ada Nyinyiran", saya menulis begini:

Sesaat setelah "breaking news" mengenai meninggalnya Ibunda Jokowi muncul di layar televisi, saya segera ancang-ancang untuk menulis ihwal almarhum Ibu Sudjiatmi Notomiharjo. Rencananya tulisan ringan seputar peran seorang Ibu sehingga sikap, tingkah laku, dan prinsip hidupnya menurun pada putera sulungnya.

Tetapi gagasan itu buru-buru saya batalkan. Pasti media cetak dan elektronik bakal membuat laporan yang sama. Bahkan lebih lengkap. Karena itu saya akan menulis hal lain saja. Sisi lain, atau sisi yang berbeda dengan pemberitaan di media arus utama.

Berpikir beberapa saat, kemudian saya temukan topik tulisan seperti yang mungkin dipikirkan para pembenci Jokowi (dan Pemerintahannya), yaitu nyinyian kebencian yang bakal merebak. Tanggalkan hati nurani, hapus simpati dan empati, kalau masih ada. Lalu cepat bikin olok-olok, sindiran, cemooh, fitnah, dan bahkan ungkapan sarkas untuk Jokowi dan almarhumah Ibundanya.

Saya mendahului berprasangka buruk justru agar tidak ada yang nekat. Tetapi harapan saya sia-sia. Para pembenci Jokowi seperti para pelaku bom bunuh diri. Mereka tampakkan tampang dan identitas diri masing-masing. Seolah setelah itu tak berguna lagi, sebab tubuh mereka terlanjur menjadi serpihan yang tak mudah dikenali. Siapa mereka itu?

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun