Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saatnya Siaran TV Gencarkan Halau Hoaks, Perbanyak Program Terheboh dan "Breaking News"

25 Maret 2020   14:29 Diperbarui: 25 Maret 2020   14:46 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
waspadai penyebaran hoaks | Kompas Pagi

Hoaks masih saja merajalela. Memanfaatkan berita buruk, menunggangi derita orang-orang yang kehilangan sanak saudara karena virus Corona. Semua diperdrama, disinetronkan, dipanggungsandiwarakan, dan dibuat sebegitu rupa sedih dan memprihatinkan. Kemudian bemuara pada penyalahkan pihak tertentu, sosok tertentu, kebijakan tertentu, dan seterusnya. Tidak perlu menyebut siapa mereka dan menelanjangi apa kepentingan mereka.

Satu hal yang pasti, niat buruk-busuk-beracun akan terkuak juga pada akhirnya kelak. Atau sebaliknya, justru dengan niat baik. Tetapi karena tanpa konfirmasi, cek dan ricek, dan tidak sabar menunggu perkembangan informasi lebih lanjut sehingga terjebak pada penyebaran informasi hoaks.

Atas hal-hal itu kiranya media televisi perlu menginformasikan peristiwa sebenarnya. Melaporkan data dan fakta akurat, diulang-ulang penyiarannya jika perlu. Bahkan juga menyiarkan permintaan maaf orang-orang yang sengaja maupun tidak sengaja ikut menyebarluaskan hoaks terkait dengan virus Corona. Penyebaran hoaks yang terstruktur, sistematis, dan masif tak kalah bahayanya dibandingkan dengan vius Corona.

*

Peristiwa selalu membawa dampak positif dan negative sekaligus. Positif bagi sebagian kalangan, dan negati bagi sebagian kalangan yang lain. begitu pun untuk stasiun televisi rasanya selalu dapat mengambil kesempatan untuk selalu mendapatkan dampak positif.  

Terkait dengan virus Corona tiap stasiun televisi mendapatkan momentum bagus untuk membuat tayangan terheboh, termegah, terdahsyat, dan ter. . .  ter yang lain. Tidak cukup dengan menghilangkan penonton di studio saja. Tujuannya satu, pertinggi minat menonton para pemirsa agar makin suka-betah- dan nyaman di rumah.

Setiap stasiun televisi harus berpikir ekstra keras agar memiliki tayangan unggulan yang berorientasi ke sana. Stasiun televisi daerah maupun televisi pusat, televisi Pemerintah maupun swasta.

Tujuannya satu saja, agar mereka enggan dan malas meninggalkan rumah. Bila perlu bahkan menjadikan warga bangsa betul-betul takut  keluar rumah, baik pagi, siang, sore, terlebih malam hari. Takut seperti berhadapan dengan ribuan kelabang- kalajengking-lebah beracun, ular kobra, dan hewan yang serangannya mematikan lain. Sampai waktu yang ditentukan nanti untuk dapat keluar rumah dan beraktifitas normal seperti sebelumnya.

*

Dalam hubungannya dengan memperbanyak ayangan unggulan dan terheboh dapatlah dibuat acara khusus olahraga, nyanyi-musik, sinetron, variety show, dan lainnya.

Bila ajang resmi tidak mungkin digerakkan sebagaimana mestinya (karena berbagai alasan terkait virus Corona), maka kenapa tidak dibuat pertandingan simulasi saja. Untuk gambaran sederhana misal dalam cabang olahraga bulu tangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun